Minggu, 31 Oktober 2010

DENSUS 88 dan Unit Anti Teror di Indonesia

Baru terbentuk, langsung maju ke medan juang. Mungkin itulah ungkapan yang dapat menggambarkan suatu pasukan khusus milik Kepolisian Republik Indonesia (Polri) berlambang kepala burung hantu hitam. Sebuah pasukan yang lahir pada tahun 26 Agustus 2004 dengan anggota awal sebanyak 75 orang dengan pimpinan Ajun Komisaris Besar Polisi Tito Karnavian. Detasemen Khusus 88 Anti Teror (Densus 88 AT) / Delta 88, itulah sebutan pasukan khusus tersebut.
Pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2006 Indonesia sempat diwarnai dengan aksi-aksi teror yang menyebabkan Indonesia kerap kali mendapatkan travel warning akibat ketidak setabilan keamanan dalam negeri. Sehingga pada tahun 2002 tercetuslah suatu gagasan dari US Secretary of State, Colin Powell dalam kunjungannya di Jakarta dalam rangka menjalin hubungan bilateral dalam hal militer dan keamanan setelah embargo Amerika Serikat (AS) terhadap Indonesia berakhir.[1] Gagasan tersebut akhirnya diaplikasikan juga oleh pemerintah Indonesia. AS siap memberikan bantuan untuk mengembangkan satuan khusus didalam Polri dengan bantuan dana sebesar 50 milyar Dollar AS.
Perekrutan personel pun dilaksanakan dengan seleksi yang cukup ketat, syarat untuk menjadi Densus 88 AT selain harus mempunyai kemampuan fisik dan intelijensi diatas rata-rata, calon juga harus bebas dari kasus pelanggaran HAM. Karena itu anggota Polri yang pernah bertugas di Timor Timur tidak bisa menjadi anggota pasukan elit ini.[2] Semua persenjataan dan materi pokok yang diberikan dalam pelatihannya sama persis dengan apa yang dimiliki pasukan khusus Amerika Serikat. Detasemen Khusus 88 Anti Teror ini dirancang sebagai unit anti-teroris yang memiliki kemampuan mengatasi ancaman terorisme mulai dari ancaman bom hingga penyanderaan.
Densus 88 AT berdiri dibawah jajaran Polri dengan payung hukum berupa keputusan Kapolri No. 30/VI/2003 yang berisi tentang tugas serta kewenangan tugas dalam pemberantasan terorisme.[3] Selain itu, berdasarkan Surat Keputusan Kapolri No. Pol. : Skep/756/X/2005, tentang Pengesahan Pemakaian Logo Densus 88 Anti Teror, tanggal 18 Oktober 2005,[4] pembentukan pasukan elit ini semakin sempurna.
 Sebenarnya sebelum Desus 88 AT terbentuk terdapat juga pasukan yang mempunyai kualifikasi pasukan anti-teror dijajaran Polri bahkan juga merupakan special force yang bernama Detasemen Gegana Korps Brigade Mobile (Den Gegana Korbrimob) tugas dan kemampuan Den Gegana ini juga meliputi penanganan penjinak bahan peledak, pembebasan sandera bahkan intelejen sebagaimana layaknya pasukan counter terrorist. Dalam struktur bagan dilembaga Polri, Korbrimob berada diunsur pelaksanan utama pusat. Posisi Korbrimob sendiri sejajar dengan Bareskrim (badan resesrse dan kriminal), Badan Intelejen Keamanan dan Badan Pembinaan Keamanan, Korbrimob sendiri mempunyai payung hukum dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 tahun 2002 Bab I pasal 4 dan 24  tentang organisasi dan tata kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia yang berisi bahwa Korbrimob berada diunsur pelaksana utama pusat dan tugas serta fungsi Korbrimob .
Selain Polri, Tentara Nasional Indonesia (TNI) juga mempunyai pasukan atau unit counter terrorist ; TNI – Angkatan Darat (TNI-AD) mempunyai satuan yang terintergritas bernama Sat-81 Gultor Kopassus, TNI – Angkatan Laut (TNI-AL) mempunyai pasukan yang terintergritas bernama Denjaka dan TNI-Angkatan Udara mempunyai pasukan yang terintergritas bernama Den Bravo-90 dengan kemampuan matranya masing-masing.
Yang perlu dicatat, sebagian pasukan elit di Indonesia ternyata mempunyai rangking yang cukup tinggi didunia ; Kopassus (tiga besar pasukan khusus terbaik didunia), Brimob dan Densus 88 AT (pasukan yang mempunyai kemampuan peringkat hampir sejajar dengan Special Weapon And Tactical – SWAT di Amerika Serikat), ini bearti kemampuan Indonesia pada sisi Militer dan kepolisian dapat diperhitungkan dimata internasional.
Definisi terorisme sendiri sampai saat ini masih belum ada penyeragaman. Oleh karena itu menurut Prof. Brian Jenkins, Phd., Terorisme merupakan pandangan yang subjektif. Tidak upaya merumuskan definisi Terorisme, tampak dari usaha Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan membentuk Ad Hoc Committee on Terrorism tahun 1972 yang bersidang selama tujuh tahun tanpa menghasilkan rumusan definisi.[5] Sedangkan di Indonesia mempunyai pandangan tentang definisi terorisme dan menjadi landasan pemerintah untuk melihat suatu tindakan terorisme itu sendiri, berdasarkan ketentuan pasal 8, 9, 10, 11 dan 12 Undang-Undang Nomor 15 tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. Dari banyak definisi yang dikemukakan oleh banyak pihak, yang menjadi ciri dari suatu Tindak Pidana Terorisme adalah:
1.        Adanya rencana untuk melaksanakan tindakan tersebut.
2.        Dilakukan oleh suatu kelompok tertentu.
3.        Menggunakan kekerasan.
4.        Mengambil korban dari masyarakat sipil, dengan maksud mengintimidasi pemerintah.
5.        Dilakukan untuk mencapai pemenuhan atas tujuan tertentu dari pelaku, yang dapat berupa motif sosial, politik ataupun agama.[6]
Oleh karena itu keberadaan pasukan anti-teror sangat dibutuhkan disuatu negara.


[1] Defender, Edisi 43 2009
[2] Ibid
[3] Ibid
[4] http://www.malaikatkesasar.com/index.php/tulisan/oktober-09/114-mengenal-densus-88

[5] http://id.wikipedia.org/wiki/Definisi_terorisme
[6] Ibid

note : Tulisan ini sempat menjadi Dasar Pemikiran untuk Proposal Skripsiku

Sabtu, 30 Oktober 2010

KULIHAT IBU PERTIWI

1. kulihat ibu pertiwi
sedang bersusah hati
air matamu berlinang
mas intanmu terkenang

hutan gunung sawah lautan
simpanan kekayaan
kini ibu sedang susah
merintih dan berdoa

2. kulihat ibu pertiwi
kami datang berbakti
lihatlah putra-putrimu
menggembirakan ibu

ibu kami tetap cinta
putramu yang setia
menjaga harta pusaka
untuk nusa dan bangsa

YANG DIMINORKAN

Kemarin adalah yang kebeberapa kalinya saya mengikuti acara Club/Community motor, dan kali ini saya menghadiri salah satu undangan club motor yang cukup mempunyai nama serta berdomisili diwilayah Depok-Jawa Barat.
Saya selalu mencermati ditiap-tiap acara yang diadakan oleh para bikers yang bernaung di club/community motor, mencermati seluruh rangkaian kegiatan, suasananya dan sebagainya yang mereka lakukan. Terkadang saya pun menjadi berfikir dan sering merasa bangga. Saya pun mengikuti dunia bikers juga ingin mencari tahu, apa yang terjadi dibalik semua atribute, emblem dan motor-motor tunggangan mereka yang cukup gagah dan tidak seperti biasanya, walau memang saya pun cukup menyukai motor dan senang dengan jalan-jalan terlebih dengan motor.
Kebangga saya adalah dapat menemukan suatu dunia yang baru (bagi saya pada saat itu) dan cukup membuatku terheran-heran. Bagaimana tidak merasakan keheranan, didalam obrolan masyarakat umum memandang club/community motor dengan cukup sinis dan sentimen. Mereka selalu berpandangan bikers adalah manusia yang tidak tertib, seenaknya, brutal, anarkis, suka dengan permusuhan atau perkelahian (tawuran), kekerasan dan perusakan, manusia yang tidak moral. Tetapi diperistiwa yang terjadi pada hari kemarin, saya semua yang ada distikma masyarakat umum tidak semuanya benar.
Saya justru melihat betapa hangatnya suatu kekeluargaan, persahabatan, sikap solidaritas dan saling menghargai sesamanya. "Brotherhood" "Solidarity" dua kata yang sering mereka sematkan diatas motor dan dipakaian mereka, saya rasa mereka memang seperti itu. Kembali saya sedikit tersenyum aneh, ketika saya berada dijalan raya, saya sempat berfikir, mengapa yang justru tidak tertib adalah masyarakat umum sendiri, justru bikers yang sering dicap amburadul malah tertib berlalu lintas, contoh kecil adalah pada saat seorang bikers berada dijalan, hampir semuanya menggunakan helm, pada saat diperempatan jalan mereka selalu berada dibelakang garis putih pada waktu lampu merah, tetapi orang-orang yang mengecap negatif bikers justru banyak yang tidak mengindahkan helm selalu berhenti diluar garis stop, akhirnya saya bertanya "sebenarnya siapa yang tidak tertib?".
Masyarakat pun sering memberi cap bikers sebagai orang yang senang dengan perkelahian., tapi semua itu lagi menjadi terbalik, pada saat bikers berpapasan dijalan mereka selalu menyapa satu dengan yang lain (walau beda naungan atau club/commutitynya), para bikers pun sering melakukan kunjungan ketempat club lain (sowan) dan situasi ini cukup hangat. akhirnya saya pun kembali tersenyum, "dimana letak kekerasannya? dimana berkelahinya?"
Tetapi saya pun cukup dapat memahami mengapa stikma tersebut dapat ada dimasyarakat umum, mungkin karena terkesan "seram" diatributenya. Padahal yang bikers lakukan demi keamanan berkendara juga dan memang itulah hoby bikers. Satu kesimpulan yang dapat saya ambil adalah janganlah kita hanya melihat diri seseorang diluarnya, tapi cobalah mengenal lebih dekat.
Bikers juga merupakan bagian dari masyarakat, ini dibuktikan bikers sering mengadakan Bakti Sosial pula.
Bikers tidak selamanya mempunyai tabiat keras, kejam atau sebagainya, sebenarnya bikers juga mempunyai hati yang lembut dan cukup bahkan sangat friendly.
Memang dahulu bikers sering berkelahi tapi saat ini semua bikers bersaudara.
Dokumentasi : Baksos untuk Karawang

Dokumentasi : Baksos Ke Yayasan Yatim Piatu

Memang dahulu bikers sering melakukan tindakan melawan peraturan lalu lintas, tapi lihatlah atribute yang mereka kenakan, mulai dari helm, jaket, gloves (sarung tangan) hingga sepatu, spion, safety box dan lainnya serta lihatlah pada saat mereka bermanuver dijalan, selalu berhenti dibelakang garis stop disaat lampu merah dan sering dijadikan bahan contoh tertib dijalan, inilah yang dimaksud dengan "safety ride".
Bikers juga manusia seperti kebanyakan manusia adanya.
salam Brotherhood

Jumat, 29 Oktober 2010

YA SUDAHLAH

Bondan Prakoso (Feat Fade to Black)


Ketika mimpimu yg begitu indah,
tak pernah terwujud..ya sudahlah
Saat kau berlari mengejar anganmu,
dan tak pernah sampai..ya sudahlah
(hhmm)

*reff:
Apapun yg terjadi, ku kan slalu ada untukmu
Janganlah kau bersedih..coz everything's gonna be OKAY


Santoz:
yo..Satu dari sekian kemungkinan
kau jatuh tanpa ada harapan
saat itu raga kupersembahkan
bersama jiwa, cita,cinta dan harapan


Lezz:
Kita sambung satu persatu sebab akibat
tapi tenanglah mata hati kita kan lihat
menuntun ke arah mata angin bahagia
kau dan aku tahu,jalan selalu ada


titz:
juga ku tahu lagi problema kan terus menerjang
bagai deras ombak yang menabrak karang
namun ku tahu..ku tahu kau mampu tuk tetap tenang
hadapi ini bersamaku hingga ajal datang

Bondan Prakoso:
Sempat kau berharap keramahan cinta,
tak pernah kau dapat..ya sudahlah
yeeah..dengar ku bernyanyi..lalalalalala
heyyeye yaya dedudedadedudedudidam..semua ini belum berakhir

back to *reff

Fade 2 Black:
satukan langkah..langkah yg beriring!
genggam hati, rangkul emosi!


Bondan Prakosa:
Genggamlah hatiku, satukan langkah kita
Fade 2 Black:
Sama rasa, tanpa pamrih
ini cinta..across da sea


Bondan Prakosa:
peluklah diriku..terbanglah bersamaku, melayang jauh.. (come fly with me, baby)
Fade 2 Black:
Ini aku dari ujung rambut menyusur jemari
sosok ini yg menerima kelemahan hati
yea..aku cinta kau..(ini cinta kita)
cukup satu waktu yes.(untuk satu cinta)

satu cinta ini akan tuntun jalanku
rapatkan jiwamu yo tenang disisiku
rebahkan rasamu..untuk yg ditunggu
BAHAGIA..HINGGA UJUNG WAKTU..


back to *reff 3x

Rabu, 27 Oktober 2010

TURUT BERDUKA UNTUK SAUDARAKU DI MENTAWAI DAN DI SEKITAR GUNUNG BERAPI JAWA TENGAH

Bebeda dengan pagi yang sebelum-sebelumnya,
Indonesia kembali mengalami musibah bencana alam yang berujung dengan kematian, kerusakan dan pengungsian,


YA ALLAH
ya Tuhan pencipta alam
lapangkanlah dada mereka yang menjadi korban
maafkanlah dosa2 kami,,
dosa saudara2 kami,,,,
berikanlah tempat yang terbaik disisi-Mu ya Allah bagi ruh-ruh yang menghadap-Mu setelah kau panggil,,
ya Allah lindungilah
Bangsa Ini
Saudara2 ku
cukupkanlah bencana yang kau timpakan ke kami ya Allah..

Keberhasilan dirasakan sebagai amat manis dan indah, bagi mereka yang belum berhasil.

(Mario Teguh)

Followers