Senin, 27 Desember 2010

SUKU BAJAU

 SUKU BAJAU PADA TINJAUAN HISTORIS

     Sebelum kita membahas tentang etnografi pada suku Bajau mari kita melihat sisi history suku Bajau supaya kita nanti dapat mengetahui secara lengkap informasi tentang suku Bajau. Sisi history sangat penting untuk tahap awal penelaahan suatu kebudayaan suatu bangsa sebab dengan history kita dapat mengetahui suatu peristiwa yang nantinya (peristiwa tersebut) menghasilkan penyebab dari kebudayaan suatu budaya tertentu itu terbentuk. Karena budaya itu lahir dari hasil cita, karsa dan karya sekumpulan masyarakat yang disetujui secara moral, etika dan norma pada masa itu, sedangkan history juga mempunyai ranah human. Jadi diharapkan dengan adanya kajian history kita dapat lebih arif dalam memahami ranah kebudayaan.

A. Awal Masuknya Suku Bajau di Nusantara
     Dari sebuah data history yang didapat bahwa suku Bajau sudah berada di Nusantara sejak ratusan tahun yang lampau dan suku ini sudah ada lebih awal dari suku Bugis di Makassar. Hal yang disayangkan data yang menunjukan secara pasti tentang waktu masuknya suku Bajau masuk ke Nusantara masih belum jelas hingga saat ini. Tetapi dapat kita taksir suku Bajau sudah masuk ke Nusantara sekitar abad ke-12 (perkiraan ini berdasarkan atas masuknya suku Bugis ke Nusantara sekitar abad ke-12 sampai dengan 13).
     Suku Bajau dan Bugis adalah sama suku yang bukan berasal dari bumi Nusantara melainkan bangsa imigran dari luar (Bajau dari kepulauan Sulu, Filipina dan Bugis berasal dari Yaman, Cina Barat Daya) kedua suku ini mempunyai persamaan yaitu sama-sama bercorak maritime dan beragama Islam (tetapi pada suku Bajau, awalnya mempunyai kepercayaan dinamisme). Suku Bajau merupakan suku nomaden dan senang akan mengarungi samudera atau lautan sehingga sering disebut gipsi laut.
     Yang harus diingat bahwa suku Bajau di Nusantara merupan hasil dari imigrasi gelombang kedua, gelombang ini suku Bajau sudah memeluk agama Islam (tetapi mereka masih menjunjung budaya awal). Dalam perjalanannya suku Bajau sempat menjadi awak pelayar atau tenaga tentara laut diberbagai kerajaan (Sriwijaya atau Gowa Tallo) ‘rekan’ terbaik suku Bajau adalah suku Bugis.

B. Daerah Persinggahan Suku Bajau
     Suku Bajau banyak tersebar hampir dibeberapa kepuluan di Nusantara seperti :
1. Kalimantan Timur (Berau,Bontang,danlain-lain)
2. Kalimantan Selatan (KotaBaru)
3. Sulawesi Selatan (Selayar)
4. Sulawesi Tenggara
5. Nusa Tenggara Barat
6. Nusa Tenggara Timur (pulau Komodo)
     Daerah-daerah itulah yang merupakan tempat singgahi mereka bahkan hingga saat ini dan bahkan dibeberapa tempat tersebut seperti di pulau Selayar suku Bajau merupakan suku anak negeri. Seperti suku-suku yang bersifat maritime lainnya, suku Bajau memilih bertempat tinggal didaerah pesisir pantai.


SISTEM KEBUDAYAAN DAN SOSIAL SUKU BAJAU

     Setelah kita telah mengetahui asal-usul dari dari suku Bajau kita dapat beranjak menuju system kebudayaan yang dimilikinya. Pada bagian ini kita menggunakan pendekatan etnograph, secara harfiah etnograph mengartikan tulisan yang berkenaan tentang suku-suku suatu bangsa (etnic : suku bangsa, graph : tulisan) dan etnograph bercerita tentang apa saja yang ada pada suatu suku-suku disuatu bangsa. Pada saat kita membicarakan suku bearti disana terdapat unsur pendekatan kebudayaan. Karena sangat tidak mungkin apabila pada disekelompok masyarakat tidak menghasilkan keudayaan (terlepas dari kebudayaan itu berasal dari akulturasi atau bukan). Sedangkan suku Bajau sendiri mempunyai kebudayaan-kebudayaan yang unik dan mungkin kebudayaan yang unik ini adalah salah satu ciri khas dari suku Bajau.


A. Corak Bahasa dan Budayanya
     Sudah kita sama-sama mengetahui bahwa suku Bajau ini adalah salah satu suku nomaden yang cukup berani, mereka sudah menyinggahi beberapa pulau dan bangsa atau negeri sehingga bahasa mereka mengalami perubahan secara konstan sebagai akibat dari hubungan mereka dengan bangsa-bangsa lain. Kemampuan mereka untuk mengambil dan menggunakan bahasa-bahasa dari penduduk yang mendiami pulau-pulau merupakan bagian yang harus dicatat . Oleh karena itu pada setiap daera bahasa yang digunakan oleh suku Bajau relative berbeda-beda tetapi secara corak mempunyai ciri khas yang menandakan kalau mereka adalah suku Bajau. Bahasa mereka adalah Sama-Bajau.
     Sebagai suku yang dijuluki ‘gipsi laut’ mereka mempunyai corak kehidupan yang unik dan akhirnya seperti nampak menjadi salah satu kebiasaan yang dibiasakan (budaya). Mereka mempunyai rumah ‘adat’ yang bernama Vinta rumah ini tidak lain dan tidak bukan adalah sebagai kapal mereka sendiri. Bentuk dari Vinta ini berbentuk kapal bercadik yang memiliki tiga atau empat penyangga . Sehingga aktifitas sehari-hari mereka berada didalam atau disekitar Vinta, mereka juga melakukan kegiatan pemburuan dan berladang tetapi yang membedakan dari suku lain yang hidup didarat adalah mereka memburu ikan dilaut (mereka dapat menyelam mencari ikan selama berjam-jam didalam air) dan berladang seperti menjaga kelapa, pisang dan menanam padi dan lain-lain.
     Selain perahu mereka yang menjadi symbol budaya mereka, sebenarnya mereka juga mempunyai pakaian dan tarian sendiri. Pakaian yang mereka mayoritas menggunakan bahan hitam atau gelap. Untuk dapat dicatat bahwa mereka adalah salah satu suku yang bersifat tradisional sekali (hingga saat ini) jadi yang mereka gunakan dalam sehari-hari sangat sederhana. Mungkin hal tersebut mengisyaratkan bahwa mereka merupakan suku yang mempunyai mobilitas yang cukup tinggi, mereka memang tidak hanya gemar mengarungi samudera maupun lautan lepas, mereka juga terbiasa mengarungi muara-muara disekitarnya demi mencari tangkapan baru. Hal-hal inilah yang membuat Adrian Horridge pada tahun 1970 - 1980-an sangat mengagumi bahkan menjadi seorang yang meneliti kehidupan suku Bajau.

B. System Sosial Masyarakat Suku Bajau
     Suku Bajau merupakan suku yang dapat dikatakan suka akan kedamaian dan ketentraman (sehingga mereka sama sekali tidak mempunyai keahlian membela diri secara terorganisir, hal ini jugalah yang membedakan Bajau dengan Bugis yang terkenal ulung dan penjelajah yang menyeramkan) mereka sering berkelana tanpa membawa senjata. Mungkin dengan sikap mereka yang senang akan kedamaian dan ketentraman (walau sebagian mereka pada jaman dahulu sempat menjadi tentara laut Sriwijaya dan Gowa Tallo) mereka dapat diterima dan dekat dengan kasta-kasta besar diberbagai daerah yang mereka tempati sehingga mereka dapat tersebar kewilayah yang luas. Kedekatan mereka dengan kasta-kasta tinggi dibeberapa daerah yang mereka tempati ditandai dengan seringnya suku Bajau memeberikan ‘upeti’ berupa ikan-ikanan kepada penguasa daerah setempat.
     Beberapa peneliti melaporkan bahwa “Bangsa Bajau memiliki kecenderungan untuk tetap berkelompok dan menyingkir mencari tempat tinggal lain jika diganggu” dan mereka kemungkinan mempunyai system social “Sentrifugal”. Jadi mereka adalah salah satu suku laut yang cinta damai dan merupakan suku yang cukup kooperatif terhadap pemerintahan yang ada didaerah yang mereka tempati, memang hingga sampai sekarang belum pernah terdengar adanya konflik antar suku pada suku Bajau.

PENUTUP

     Suku Bajau kini salah satu warisan dari ratusan tahun yang lalu, sudah saatnya kita dapat lebih mengenal suku tersebut sebab mereka juga merupakan suku yang turut mewarnai kehidupan di Nusantara khususnya dalam bidang maritime sehingga bangsa kita semakin kaya akan kebudayaan.
     Yang cocok untuk mengetahui kehidupan mereka memang dalam pendekatan sejarah, dari sejarah kita dapat mengetahui bagaimana jalur perjalanan mereka hingga saat ini sedangkan pendekatan kebudayaan adalah pendekatan yang melihat realitas masyarakat dari sudut pandang mentalitas orang; nilai yang diacu individu atau bersama; penyatu nilai bersama yang merekatakan bangsa majemuk dengan keikaan “saling hormat” menghormati; toleransi pada perbedaan, serta hak hidup etnik. Agama, golongan tanpa saling mendiskriminasiakan lain dan pendekatan sosiologi kita dapat mengetahui wawasan mengenai interaksi antara orang-perorangan yang mewujudkan suatu pola jaringan masyarakat, bagaimana itu dilembagakan dan mengalami perubahan.
     Dalam tulisan ini kita dapat lebih mengenal suatu suku tua yang mungkin kita lupa akan keberadaan mereka dikarenakan jumlah mereka yang terbilang minoritas, tetapi mereka adalah saksi dari kejayaan dunia maritime Nusantara. Mereka membuktikan sesungguhnya Indonesia ini dapat menjadi suatu Negara/bangsa yang besar apabila mereka dapat memanfaatkan sisi kelautan dan bercorak maritime.
Semoga dengan hadirnya tulisan ini kita dapat lebih arif akan kebudayaan local dan menghargai dan memaksiamalkan potensi maritme yang sudah terbukti kehandalannya.




DAFTAR PUSTAKA



Dick-Read. Robert, Pengaruh Peradaban Nusantara di Afrika. PENJELAJAHAN BAHARI. 2005. Bandung : Mizan

Lapian B. Lapain, Pelayaran dan Perniagaan Nusantara. 2008. Jakarta : Komunitas Bambu

Sutrisno. Mudji, RANAH-RANAH KEBUDAYAAN. 2009. Yogyakarta : Kanisius.

Smith. Anker, ___________

http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Bajau Senin 11 Januari 2009 /1.04 WIB



MEMIKIR ULANG HISTORIOGRAFI INDONESIA

     Sejarah bukan semata-mata rangkaian fakta belaka, tetapi sejarah adalah sebuah cerita. Cerita yang dimaksud adalah penghubungan antara kenyataan yang sudah menjadi kenyataan peristiwa dengan suatu pengertian bulat dalam jiwa manusia atau pemberian tafsiran /interpretasi kepada kejadian tersebut (R. Moh. Ali). Dengan kata lain penulisan sejarah merupakan representasi kesadaran penulis sejarah dalam masanya ( Sartono Kartodirdjo). Secara umum dalam metode sejarah, penulisan sejarah (historiografi) merupakan fase atau langkah akhir dari beberapa fase yang biasanya harus dilakukan oleh peneliti sejarah. Penulisan sejarah (historiografi) merupakan cara penulisan, pemaparan, atau pelaporan hasil penelitian sejarah yang telah dilakukan (Dudung Abdurrahman).
     Penulisan sejarah Indonesia masih harus diperbaiki agar masyarakat umum dapat mengenali sejarah bangsanya dengan baik lagi dan menghilangkan pencitraan bahwa sejarah hanya bersifat politis saja. Dengan runtuhnya Orde Baru yang mana pada masa itu peranan negara sangat kuat sehingga dapat membungkam suara dari pihak-pihak yang dianggap mengganggu dan mengancam pemerintahan militer yang berkuasa, munculah upaya untuk menulis ulang sejarah, masing-masing dengan persepsinya tentang apa yang harus disorot dan mana yang harus dihapus dan sebagainya. Banyak akhirnya masalah-masalah yang sering diperdebatkan disetiap diskusi-diskusi akademi dan intelektual, perdebatan itu selalu berkutat pada ‘ilmiah’ atau ‘tidak ilmiah dan ‘obyektif’ atau ‘subyektif’, tetapi walaupun disini tidak dapat memberikan penawaran tentang teori baru, tetapi paling tidak berusaha untuk menjelajahi arah-arah baru dalam penulisan sejarah Indonesia. Perlu adanya dekolonisasi historiografi Indonesia seperti membagi dua periode (colonial dan pascakolonial) dan juga kita harus melihat garis waktu yang jelas untuk membedakan dua periode itu. Selain waktu, tokoh dan tempat juga berperan penting agar dapat membentuk narasi sejarah yang baik. Hal ini sangat penting untuk membuat ingatan kolektif maupun perorangan dalam melihat sejarah.
          Penulisan sejarah berkembang secara simbiosis dengan negara, dan selalu erat kaitannya dengan politik. Pemerintahlah yang menentukan arah sejarah nasional karena terkait sekali dengan legitimasi negara dan identitas nasional, sebab sejarah nasional menguraikan bagaimana suatu bangsa muncul dan menciptakan negara, disinilah betapa pentingnya sejarah dalam melegitimasi perjalanan negara bangsa. Agar negara mendapatkan legetimasi, maka idenitas-identitas lama dan konflik-konflik lama harus ditempatkan jauh dibawah narasi kemenangan nasionalisme. Gerakan nasionalis dipimpin oleh warga kota modern yang sadar akan diri sendiri dan merupakan (sering dijadikan) actor utama dalam sejarah, sehingga sejarah mereka cenderung menjadi sejarah nasional, selanjutnya setelah negara ini berdiri dengan gagahnya, mereka menjadi pemimpin dalam segi apapun. Jadi apabila ada identitas-identitas dan konflik-konflik yang dahulu pernah terjadi dibumi tanah air ini kadarnya ditulis seminimal mungkin bahkan kalau perlu dihilangkan. Jadi arah penulisan sejarah yang dikuasai oleh pemerintah atau negara selalu erat sekali dengan kepentingan politik saja. Politik selalu membentuk konstruksi sejarah. Sehingga kadang ketika penguasaan bergeser, maka bergeser pulalah kronik sejarahnya. Suasana yang relatif bebas dari manipulasi politik tampaknya penting untuk perkembangan yang sehat bagi sebagian besar pekerjaan ilmiah, khususnya terhadap situasi yang rentan terhadap manipulasi penulisan sejarah. Oleh karena itu dibutuhkanlah sejarah yang kritis agar pada saat kita menyampaikan sejarah, yang kita sampaikan adalah suatu kebenaran.Penulisan sejarah nasional selalu penuh dengan berbagai macam persoalan, seperti pada penulisan sejarah nasional Indonesia, tahun 1950-an selalu menonjol sebagai periode yang masih buram dan samar-samar arahnya. Sebenarnya pada periode ini kita dapat menemukan informasi sejarah yang baru supaya tidak ada missing link pada saat kita melihat kronologi sejarah. Pada periode 1950-an ini sulit kita temukan jejaknya akibat dari visi pemerintahan Soeharto mengenai sejarah yang menekankan stabilitas dan peran utama yang dimainkan Angkatan Bersenjata bagi Indonesia. Pada era ini wajar menjadi periode yang tersensor telah tiga puluh tahun lebih oleh pemerintahan Soeharto karena disinilah masyarakat Indonesia yang sangat berbeda dalam persoalan kelas dan sosialisme. Hal yang berkaitan dengan Sosialisme-komunis sangat menjadi ‘barang yang haram’ untuk ditulis pada masa pemerintahan Soeharto, padahal pada periode ini sebenarnya merupakan periode yang harus dituliskan secara terbuka juga karena pada decade itu kita akan mengetahui siapa-siapa sajakah yang telah hancur setelah decade 1965. Ini adalah tugas para peneliti sejarah untuk mengungkap missing link sehingga kita tahu perjalanan bangsa ini tanpa adanya manipulasi yang ujungnya mengangkat tokoh elit saja. Oleh karena itu kita memang perlu mengkriktik tajam terhadap politik sejarah penguasa seperti apa yang sudah dilakukan oleh Pramoedya dalam berbagai karya sasteranya yang menuai perhatian yang mendalam, walaupun Pramoedya masih diperdebatkan apakah dia sejarawan atau sasterawan. Penggalian sumber sejarah baru, menjauhkan sejarah dari pemikiran dan kekuasaan negara. Sebuah syarat mutlak bagi dekolonisasi sejarah di Indonesia.
     Militer juga mendapatkan perhatian yang cukup penting dalam suatu peristiwa sejarah. Untuk melanggengkan cita-cita pemerintah untuk membentuk sejarah biasanya militer diturut hadirkan dalam ‘proyek’ itu. Upaya rekayasa sejarah yang dilakukan oleh pemerintah Orde Baru telah berlangsung sejak awal berdiri hingga tumbangnya masa Orde Baru. Pemerintah membentuk Pusat Sejarah Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (PUSJARAH ABRI) dengan sejarawan bentukannya bernama Nugroho Notosusanto dengan proyek pertamanya Sejarah percobaan kudeta tahun 1965, lalu berikutnya tentang Pancasila dan yang ketiga mengangkat citra sejarah militer melalui Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB). Dilembaga inilah Orde Baru melakukan pembuatan sejarah Indonesia yang sudah dipolitisasi yang sudah direkayasa yang nantinya menjadi pegangan wajib dalam menulis sejarah, disinilah peran militer selain penjaga negara dari musuh, tapi juga “pelindung penguasa” dan menjadi propagandis yang cukup ampuh. Akibat dari itulah mengapa tadi diatas disebutkan perlu adanya penelusuran kembali sejarah nasional Indonesia dan setelah itu dinarasikan dengan tanpa rekayasa agar masyarakat lebih arif melihat Indonesia dalam sejarahnya sendiri.
     Pelurusan sejarah merupakan sebuah wacana yang tidak dapat terelakkan setelah kemunculan reformasi yang membawa harapan tentangketerbukaan. Munculnya berbagai tulisan yang mengangkat tema-tema yangpada masa Orde Baru mengalami pelarangan, ditulisnya biografi tokoh-tokohterbuang, dan penerbitan karya sejarah akademik menjadi satu tanda erapelurusan sejarah tersebut. Selain itu pelurusan sejarah merupakan upaya yangdilakukan untuk memunculkan pemikiran-pemikiran alternatif yang selama initidak mendapatkan apresiasi, sehingga pelurusan sejarah memunculkankeberagaman dalam penulisan sejarah. Salah satu sejarawan yang intens dalamkajian tentang pelurusan sejarah adalah Asvi Warman Adam. Dalam berbagaitulisannya, terutama di media massa ia banyak mewacanakan tentang pelurusan sejarah Indonesia, yakni tentang upaya membongkar kebohonan-kebohongan dan rekayasa dalam historiografi Indonesia dan mengarahkan histiriografi Indonesia menjadi ajang pembebasan bagi kaum yang tertindas.


Sumber
_________, Perspektif Baru Penulisan Sejarah Indonesia, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,2008
http://www.scribd.com/doc/25196579/Asvi-Warman-Adam-Dan-Upaya-Pelurusan-Sejarah-Indonesia
http://kyotoreview.cseas.kyoto-u.ac.jp/issue/issue2/article_254.html
http://pussisunimed.wordpress.com/2010/02/05/penulisan-sejarah-historiografi-indonesia/






Pidato Soekarno di Depan Front Nasional

Ini adalah Kutipan Pidato Soekarno didepan Dewan Front Nasional pada tanggal 13 Februari 1966 di Istora Senayan Jakarta.


“Nah ini saudara-saudara, sejak dari saya umur 25 tahun, saya sudah bekerja mati-matian untuk samenbundeling (penggabungan) ) semua revolutionaire krachten (kekuatan revolusioner) buat Indonesia ini. Untuk menggabungkan menjadi satu semua aliran-aliran, golongan-golongan, tenaga-tenaga revolusioner di dalam kalangan bangsa Indonesia. Dan sekarang pun usaha ini masih terus saya jalankan dengan karunia Allah S W T. Saya sebagai Pemimpin Besar Revolusi, sebagai Kepala Negara, sebagai Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata, saya harus berdiri bukan saja di atas semua golongan, tetapi sebagai ku katakan tadi, berikhtiar untuk mempersatuan semua golongan.

“Ya golongan Nas, ya golongan A, ya golongan Kom. Kita punya kemerdekaan sekarang ini, Saudara-saudara, hasil daripada keringat dan darah, ya Nas, ya A, ya Kom. Jangan ada satu golongan berkata, ooh, ini kemerdekaan hanya hasil perjuangan kami Nas saja. Jangan ada satu golongan berkata, ooh, ini kemerdekaan adalah hasil daripada perjuangan-perjuangan kami A saja. Jangan pula ada golongan yang berkata, kemerdekaan ini adalah hasil daripada perjuangan kami, golongan Kom saja.

“Tidak .Sejak aku masih muda belia, Saudara-saudara, aku melihat bahwa golongan-golongan ini semuanya, semuanya membanting tulang, berjuang, bahkan berkorban untuk kemerdekaan Indonesia. Saya sendiri adalah Nas, tapi aku, demi Allah, tidak akan berkata kemerdekaan ini hanya hasil dari pada perjuangan Nas. Aku pun orang agama, bisa dimasukkan dalam golonban A, ya pak Saifuddin Zuhri, saya ini ? Malahan, saya ini oleh dunia Islam internasional diproklamir menjadi Pahlawan Islam dan Kemerdekaan. Tetapi demi Allah, demi Allah, demi Allah SWT, tidak akan saya berkata bahwa perjuangan kita ini, hasil perjuangan kita, kemerdekaan ini adalah hasil perjuangan daripada A saja.

“Demikian pula aku tidak akan mau menutup mata bahwa golongan Kom, masya Allah, Saudara-saudara, urunannya, sumbangannya, bahkan korbannya untuk kemerdekaan bukan main besarnya. Bukan main besarnya !

“Karena itu, kadang-kadang sebagai Kepala Negara saya bisa akui, kalau ada orang berkata, Kom itu tidak ada jasanya dalam perjuangan kemerdekaan, aku telah berkata pula berulang-ulang, malahan di hadapan partai-partai yang lain, di hadapan parpol yang lain, dan aku berkata, barangkali di antara semua parpol-parpol, di antara semua parpol-parpol, ya baik dari Nas maupun dari A tidak ada yang telah begitu besar korbannya untuk kemerdekaan Indonesia daripada golongan Kom ini, katakanlah PKI, Saudara-saudara.

“Saya pernah mengalami. Saya sendiri lho mengalami, Saudara-saudara, mengantar 2000 pemimpin PKI dikirim oleh Belanda ke Boven Digul. Hayo, partai lain mana ada sampai ada 2000 pimpinannya sekaligus diinternir, tidak ada. Saya pernah sendiri mengalami dan melihat dengan mata kepala sendiri, pada satu saat 10 000 pimpinan daripada PKI dimasukkan di dalam penjara. Dan menderita dan meringkuk di dalam penjara yang bertahun-tahun.

“Saya tanya, ya tanya dengan terang-terangan, mana ada parpol lain, bahkan bukan parpolku, aku pemimpin PNI, ya aku dipenjarakan, ya diasingkan, tetapi PNI pun tidak sebesar itu sumbangannya kepada kemerdekaan Indonesia daripada apa yang telah dibuktikan oleh PKI. Ini harus saya katakan dengan tegas.

“Kita harus adil, Saudara-saudara, adil, adil, adil, sekali adil. Aku, aku sendiri menerima surat, kataku beberapa kali di dalam pidato, surat daripada pimpinan PKI yang hendak keesokan harinya digantung mati oleh Belanda, yaitu di Ciamis. Ya, dengan cara rahasia mereka itu, empat orang mengirim surat kepada saya, keesokan harinya akan digantung di Ciamis. Mengirim surat kepada saya bunyinya apa ? Bung Karno, besok pagi kami akan dihukum di tiang penggantungan. Tapi kami akan jalani hukuman itu dengan ikhlas, oleh karena kami berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. Kami berpesan kepada Bung Karno, lanjutkan perjuangan kami ini, yaitu perjuangan mengejar kemerdekaan Indonesia.

“Jadi aku melihat 2000 sekaligus ke Boven Digul. Berpuluh ribu sekaligus masuk di dalam penjara. Dan bukan penjara satu dua tahun, tetapi ada yang sampai 20 tahun, Saudara-saudara. Aku pernah mengalami seseorang di Sukamiskin, saya tanya : Bung, hukumanmu berapa? 54 tahun. Lho bagaimana bisa 54 tahun itu ? Menurut pengetahuanku kitab hukum pidana tidak ada menyebutkan lebih daripada 20 tahun. 20 tahun atau seumur hidup atau hukuman mati, itu tertulis di dalam Wetboek van Strafrecht (kitab hukum pidana). Kenapa kok Bung itu 54 tahun? Ya. Pertama kami ini dihukum 20 tahun, kemudian di dalam penjara, kami masih mempropaganda-kan kemerdekaan Indonesia antara kawan-kawan pesakitan, hukuman. Itu konangan, konangan, ketahuan, saya ditangkap, dipukuli, dan si penjaga yang memukuli saya itu saya tikam mati. Sekali lagi aku diseret di muka hakim, dapat tambahan lagi 20 tahun. Menjadi 40 tahun.

“Sesudah saya mendapat vonnis total 40 tahun ini, sudah, saya tidak ada lagi harapan untuk bisa keluar dari penjara. Sudah hilang-hilangan hidup saya di dalam penjara ini, saya tidak akan menaati segala aturan-aturan di dalam penjara. Saya di dalam penjara ini terus memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Pada satu waktu saya ketangkap lagi, oleh karena saya berbuat sebagai yang dulu, saya menikam lagi, tapi ini kali tidak mati, tambah 14 tahun, 20 tambah 20 tambah 14 sama dengan 54 tahhun.

“Ini orang dari Minangkabau, Saudara-saudara. Dia itu tiap pagi subuh-subuh sudah sembahyang. Dan selnya itu dekat saya, saya mendengar dia punya doa kepada Allah SWT ; Ya Allah, ya Robbi, aku akan mati di dalam penjara ini. Tetapi sebagaimana sembahyangku ini, shalatku ini, maka hidup dan matiku adalah untuk Engkau.

“Coba; coba, coba, coba ! Lha kok ada sekarang ini golongan-golongan yang berkata bahwa komunis atau PKI tidak ada jasa di dalam kemerdekaan Indonesia ini.

“Sama sekali tidak benar ! Aku bisa menyaksikan bahwa di antara parpol-parpol malahan mereka itu yang telah berjuang dan berkorban paling besar.”



sumber : 
Buku "Revolusi Belum Selesai" halaman 422, 423 , 424, dan 425

Selasa, 21 Desember 2010

NAZI Jerman , Sumber Inspirasi Senjata Modern


     Banyak sekali jika mau disebutkan peralatan perang yang diproduksi pada masa kekuasaan Hitler di Jerman. Sebagian nyata-nyata terlambat dibuat, sebagian lagi idenya yang telat dan ada juga sebagian yang dibuat namun perang keburu selesai. Bahkan ada juga yang lahir dalam sentiment mendalam, sehingga karena tidak terfokusnya perhatian, akhirnya mega proyek tersebut berakhir dengan kepedihan. Alhasil, banyak sekali senjata yang belum terbukti keampuhannya dimedan perang.

     Walaupun Jerman akhirnya ditaklukan dan Hitler sendiri harus membunuh dirinya, dunia tentu tidak bisa melupakan betapa beartinya penemuan-penemuan senjata Third Rich (kekaisaran ketiga) yang dijadikan basis pengembangan oleh negara-negara lain. Baik Rusia, Amerika Serikat ataupun Inggris. Sebagian berupa hasil rampasan perang atau dokumen asli berupa cetak biru. Bahkan konsep pertempuran jarak dekat (CQB, Close Quarters Battles) yang saat ini menjadi ilmunya pasukan khusus didunia, pun diciptakan oleh perwira-perwira Waffen-SS. Hanya saja diakhir perang, cetak birunya jatuh ketangan Inggris yang kemudian menyerahkan ke SAS untuk dipelajari. Tak heran kemudian SAS dikenal sebagai jagonya CQB. Berikut deskripsi singkat sejumlah senjata-senjata rahasia Nazi Jerman dipengujung perang. 
  • A4 adalah rudal permukaan, dikenal juga sebagai V-2 yang tak lain adalah rudal balistik. Ini dapat meluncur sejauh 320 Km dengan membawa hulu ledak 910 Kg. Sekali diluncurkan rudal ini tidak dapat diintersep.
  • Fieseler Fi 103 adalah rudal penjelajah pertama
  • Rhienbote adaah rudal artileri jarak jauh tanpa pemandu empat tingkat. Dapat menjangkau hingga 215 Km dengan membawa berat 1.715 Kg sedangkan hulu ledaknya hanya 44 Kg. Sekitar 200 sempat ditembakan di Antwerp pada tahun 1944.
  • V-3 atau Hockdruck-pumpe bukanlah rudal namun senjata tingkat lanjut. Konsep senjata ini memang lebih baik dari senjata konvensional dan menggunakan proyektil besar.
  • Fritz-X adalah bom luncur pertama, juga yang telah menengelamkan battleship Itali Roma dan merusak serta menghancurkan battleship sekutu lainnya.
  • Henschel Hs 293 adalah rudal berpemandu pertama yang memasuki dinas aktif dalam jumlah besar. Derivatifnya merupakan anti ship weapon.
  • Henschel Hs 117 Scmetterling rudal relative kecil (4,29 m) mampu menjangkau target diketinggian 10.000 m sejauh 32km. Namun nasibnya tidak beruntung karena tidak digunakan.
  • Enzian adalah roket bersayap delta dan fusaleg terhitung gemuk. Mempunyai 4 mesin pendorong dan penyokong. Namun masalahnya mesin dan sistem pemandu yang tidak pernah terpecahkan.
  • R4M roket sederhana tanpa pemandu dengan berdiameter 55 mm. mempunyai jangkauan 1.500 m dengan membawa hulu ledak seberat hanya 0,5 kg, rudal ini efektif melahap bmber terkuat. Usai perang, banyak angkatan udara meniru konsep FFAR dari R4M.

R4M
A4/V-2

Fieseler

Henschel Hs 117


Fritz-X

Enzian

Henschel Hs 293





    Masa Muda Masa Kini

    Malam ini saya kembali mendapatkan seperti wejangan dan gambaran tentang kehidupan "anak zaman sekarang".
    Ya seperti biasa, obrolan iseng ini berawal dari saya mengunjungi (sekalian meneduh juga) di Warung Kopi (Warkop) milik teman saya. Kali ini saya bertemu dengan seorang lelaki dengan penampilan sewajarnya orang yang sedang iseng-iseng saja, hanya menggunakan kaos oblong, celana pendek dan sendal jepit serta rambut agak gondrong tapi terkuncir. Tapi siapa sangka ternyata dia mempunyai 3 tempat usaha.
    Hmmmm... sekali lagi saya mendapatkan seorang pejuang hidup.
    Tetapi obrolan kita berfokus (sebenarnya tidak sengaja fokus) tentang kehidupan generasi muda saat ini. Banyak keluh kesah dan harapan serta pandangan tentang generasi saat ini.
    Dengan ditemani secangkir kopi hitam dan dinginnya malam yang disertai hujan gerimis namun cukup bisa membuat masuk angin serta kawan-kawannya lalu kadang diselangi dengan raungan knalpot kendaraan bermotor orang tersebut mulai membuka wacana tentang 'anak-anak zaman sekarang'.
    Mereka menyampaikan kegelisahan prilaku 'anak-anak zaman sekarang' yang sudah mulai berubah kearah yang semakin merisaukan, mulai dari cara berpakaian yang sudah lebih 'berani'. Seakan-akan jamanlah yang mengijinkan mereka untuk melakukan hal itu secara wajar, tetapi bagi kami yang ngobrol disitu, itu cukup membahayakan bahkan meresahkan. Inilah yang akhirnya saya semakin mengerti bahwa ternyata masih banyak pula orang yang resah akan itu semua. Ada kata-kata lelaki itu yang sempat saya tersenyum malu "... Anak-anak aja udah ngebawa kebun binatang ke warnet saya... aduh... anak-anak kecil ngeledeknya udah pakai kebun binatang, nah kalo yang agak gedean lebih serem lagi, ngomongnya dah main diselangkangan aja" kebetulan lelaki itu adalah pemilik Warung Internet (Warnet), bearti dibalik diamnya orang-orang yang kita diam aja, ternyata dia juga memperhatikan perilaku setiap kehidupan anak-anak zaman sekarang.
    Lelaki tersebut berhenti sejenak dan teman saya yang pemilik Warkop itu seakan bertanya "saya suka sebel ngeliat cewek jaman sekarang, pakaian itu loh... ihhhh itu orang tuanya gimana ya? suka heran saya mah" dengan logat ke-Sunda-an. Saya pun tersenyum saja, ya karena saya pun memang senang mendengarkan obrolan ini. Lelaki yang sudah berumur 35 tahunan  dan sudah mempunyai anak dua ini pun menanggapi pertanyaan itu, yang pada intinya itu semua dampak dari media televisi sehingga mereka (anak-anak dan remaja saat ini) meniru.
    Saya sepakat akan itu semua, banyak remaja bahkan anak-anak pada masa sekarang ini mengikuti pola yang ditampilkan di media televisi contohnya sinetron yang justru mendidik anak yang tidak baik, banyak pemain sinetron yang berbusana minim dan berkehidupan gelamor, padahal seharus sinetron tidak perlu menampilkan hal-hal seperti itu. Mungkin dapat kita gambarkan, hampir disemua sinetron remaja, menampilkan busana-busana yang tidak sesuai dengan etika timur. Rok minim, celana ketat yang sangat minim, pakaian you can see khusus untuk remaja putrinya. Jadi para remaja yang labil menerima dan meniru contoh itu dikehidupan mereka dan hasilnya, banyak sekali pemerkosaan, pelecehan seksual.
    Akhir cerita dari obrolan ini, semoga anak-anak kita dan keluarga kita terhindar dari semua hal negatif ini karena kita semua khawatir akan generasi muda disaat masa mendatang. Selanjutnya saya pun berharap, semoga kita sebagai generasi muda bisa lebih berhati-hati untuk menerima kebudayaan luar yang justru merusak kepribadian Indonesia.
    Mungkin inilah bentuk keprihatinan masyarakat umum melihat kondisi 'anak-anak zaman sekarang' yang sudah mulai 'macam'

    Sabtu, 18 Desember 2010

    MENGAPA IBUKU...


    Mungkin kita pernah menggerutu ke ibu kita...
    Sewaktu kita masih duduk di bangku SD dulu meminta uang jajan tambahan dan tidak diberikan ...
    Tetapi tahu kah anda, alasan ibu melakukan seperti itu?
    Beliau takut anaknya yang sedang lucu-lucunya itu sakit akibat memakan makanan yang buruk gizinya.

    Mungkin kita pernah kesal dengan ibu kita,,,
    Disaat kita dilarang bermain dan selalu disuruh banyak belajar...
    tetapi tahu kah anda, alasan ibu melakukan seperti itu?
    Beliau ingin anaknya yang dibanggakan ini tidak menjadi anak yang bodoh

    Mungkin kita pernah benci dengan ibu kita,,,
    Sewaktu ibu melarang kita pacaran, padahal pada saat itulah kita baru saja melakukan kencan pertama oleh pacar kita...
    Tetapi tahu kah anda, alasan ibu melakukan seperti itu?
    Beliau takut anaknya yang manis itu menjadi korban pelecehan.

    Mungkin kita pernah merasa risih dengan ibu kita
    Sewaktu ibu kita selalu bertanya "nak, temanmu siapa saja?"
    Tetapi tahu kah anda, alasan ibu bertanya seperti itu?
    Beliau tidak ingin anak yang dicintainya terjerumus kedalam pergaulan yang bebas dan buruk.

    Mungkin kita pernah membentak dengan ibu kita...
    Sewaktu ibu selalu melarang ini itu yang sebenarnya ingin kita lakukan...
    Tetapi sekali lagi, tahu kah anda?
    Beliau sering melarang itu karena...
    Ibu kita sadar, bahwa semakin hari kehari, usia ibu semakin usai dan...
    Beliau takut, saat beliau sudah tidak adalagi didunia ini, beliau tidak lagi dapat menjaga anaknya yang sangat dicintainya itu.

    =================================
    Sahabat, coba kita tarik nafas dalam-dalam dan pejamkan mata kita sejenak
    Bayangkan senyuman manis ibu kita disaat kita sedang dimanja

    Setelah itu...
    Coba ingat-ingat... kapan terakhir kali kita membentak beliau

    Sahabat... begitukah balasan kita terhadap wanita yang suci yang pernah melahirkan kita?

    Sahabat... andai saat ini kita masih dapat menggengam tangan halus beliau,,,
    genggam lah..
    sebelum tangan nan suci itu sudah tidak lagi hadir mengisi kehidupan kita... lakukanlah





    Jumat, 17 Desember 2010

    MISTERI WAJAH GAJAHMADA

    Lukisan Sosok Gajahmada
         Gajahmada, nama tersebut mungkin sudah tidak asing ditelinga kita. Beliau sempat menjabat Mahapatih di Kerajaan Majapahit (1334), jabatan tersebut bukan sembarangan jabatan sebab jabatan tersebut merupakan salah satu jabatan tertinggi di Kerajaan Majapahit. Bahkan setelah itu beliau sempat menjabat dijabatan yang lebih tinggi lagi, yaitu Amangkubhumi (Perdana Mentri) yang menghantarkan Majapahit kepuncak kejayaannya. Beliau juga pernah menjabat (awal kariernya) menjadi komandan Pasukan Khusus Bhayangkara dan berhasil meredam pemberontakan Ra Kuti dan menyelamatkan Prabu Jayanegara (putra dari Raden Wijaya).

         Itu mungkin adalah sepintas perjalanan karier Gajahmada dikerajaan Majapahit. Sampai saat ini masih belum jelas kapan beliau lahir, sebab dari sumber yang ada pada saat ini hanya baru mengungkapkan karier beliau. Karier Gajahmada terus meningkat dikarenakan beliau hampir selalu meredam atau menumpas disetiap peristiwa yang membahayakan Majapahit. Itulah sebabnya sosok beliau selalu digambarkan sebagai sosok yang tegas, kokoh, cerdas dan sebagainya.
    Mohammad Yamin
         Tetapi gambar atau patung yang selama ini kita lihat dan saksikan masih disangsikan kebenarannya. Patung atau arca yang pertama kali dikenalkan oleh Muhammad Yamin adalah sebuah rekaan M. Yamin saja, sebab bagi M. Yamin dari beberapa dokumen jaman dahulu menyebutkan bahwa Gajah Mada adalah sosok yang tangguh, perkasa, kekar dan berotot. Asal usul arca tersebut sebenarnya ditemukan di situs Trowulan dan merupakan celengan yang biasa dipakai oleh masyarakat Majapahit untuk menyimpan uang mereka. Hal ini juga diperkuat pleh Dwi Hartanto SS, Seorang pamong budaya dikecamatan pring apus dan kecamatan bergas, Lulusan Fakultas Sejarah UNDIP ini membenarkan bahwa sosok wajah yang dinyatakan Gajah Mada selama ini adalah metrupakan gambar dari Patung Celengan Yang ditemukan di trowulan.[1] Jadi selama ini wajah atau arca yang kita kenal adalah hanya rekaan dari Muhammad Yamin saja.
    Arca Dugaan Wajah Gajahmada

    [1] http://www.facebook.com/topic.php?uid=152737407486&topic=12802


    Minggu, 12 Desember 2010

    Apakah Itu C I N T A ?


    Apakah telapak tanganmu berkeringat, jantungmu berdetak cepat, dan suaramu tercekat saat berada di dekatnya?
    Itu bukan Cinta, itu Suka.

    Apakah kamu tak bisa melepaskan pandangan atau genggaman dari dirinya?

    Itu bukan Cinta, itu Nafsu.

    Apakah kamu menginginkan dia saat dia sedang tidak ada?

    Itu bukan Cinta, itu Kesepian.

    Apakah kamu ada di sana karena itulah yang diinginkannya?

    Itu bukan Cinta, itu Kesetiaan.

    Apakah kamu menerima pengakuan cintanya karena kamu tak ingin menyakitinya?

    Itu bukan Cinta, itu Kasihan.

    Apakah kamu ada di sana karena dia memelukmu atau menggenggam tanganmu?

    Itu bukan Cinta, itu Ketergantungan.

    Apakah kamu ingin memiliknya karena tatapan matanya membuat hatimu berdegup kencang?

    Itu bukan Cinta, itu Tergila-gila.

    Apakah kamu memaafkan kesalahannya karena kamu peduli padanya?

    Itu bukan Cinta, itu Persahabatan.

    Apakah kamu mengatakan padanya setiap hari bahwa dialah satu-satunya orang yang kamu pikirkan?

    Itu bukan Cinta, itu Dusta.

    Apakah kamu ingin memberikan semua benda kesayanganmu untuknya?

    Itu bukan Cinta, itu Sikap dermawan.

    Apakah kamu tertarik pada orang lain, tapi tetap setia mendampinginya tanpa pernah menyesal?

    Barulah itu Cinta.

    Apakah kamu menerima segala kesalahan dan kekurangannya karena itulah bagian dari dirinya?

    Barulah itu Cinta.

    Apakah kamu menangis saat dia sedih meskipun dia kuat?

    Barulah itu Cinta.

    Apakah kamu memaafkannya dan bersedia tetap bersamanya saat dia menyakiti?

    Barulah itu Cinta.

    Apakah kamu tetap setia apapun yang terjadi, baik saat gembira maupun sengsara?

    Barulah itu Cinta.

    Apakah kamu bersedia memberikan hatimu, Episode Kehidupanmu, dan Suka dan Dukamu untuknya?

    Ya, itulah Cinta.

    Sekarang, tarik perlahan nafas anda. Dan pejamkan mata anda.
    Bayangan siapa yg pertama kali muncul? Kemungkinan besar dialah orang yang anda Cintai

    ***
    Dikisahkan sewaktu masih kecil Husain (cucu Rasulullah Saw.) bertanya kepada ayahnya, Sayidina Ali ra: "Apakah engkau mencintai Allah?" Ali ra menjawab, "Ya". Lalu Husain bertanya lagi: "Apakah engkau mencintai kakek dari Ibu?" Ali ra kembali menjawab, "Ya". Husain bertanya lagi: "Apakah engkau mencintai Ibuku?" Lagi-lagi Ali menjawab,"Ya". Husain kecil kembali bertanya: "Apakah engkau mencintaiku?" Ali menjawab, "Ya". Terakhir Si Husain yang masih polos itu bertanya, "Ayahku, bagaimana engkau menyatukan begitu banyak cinta di hatimu?" Kemudian Sayidina Ali menjelaskan: "Anakku, pertanyaanmu hebat! Cintaku pada kakek dari ibumu (Nabi Saw.), ibumu (Fatimah ra) dan kepada kamu sendiri adalah karena cinta kepada Allah". Karena sesungguhnya semua cinta itu adalah cabang-cabang cinta kepada Allah Swt. Setelah mendengar jawaban dari ayahnya itu Husain jadi tersenyum mengerti :)


    oleh RENUNGAN N KISAH INSPIRATIF pada 06 Desember 2010 jam 18:01

    http://www.facebook.com/pages/RENUNGAN-N-KISAH-INSPIRATIF/301729376267?v=wall#!
    /note.php?note_id=10150096456061042&id=301729376267



    Sabtu, 11 Desember 2010

    HATI NURANI SI PENCURI


    Pada suatu malam, seorang pencuri menyelinap ke sebuah rumah yang di huni oleh seorang nyonya tua, yang saat itu sedang duduk di samping meja. Sungguh beruntung sekali, pikir si pencuri. Tiba-tiba terdengar tangisan nyonya tua itu dengan tersedu-sedu, lalu mengambil sebuah gunting dan mengarahkannya ke leher.

    "Ah.....! tidak boleh!" teriak si pencuri. Tanpa sadar ia berlaku sebagai pencuri, dia menerobos ke dalam rumah dan merampas gunting dari tangan nyonya itu.
    "Biarkan aku mati...," ronta nyonya tua itu.
    "Masalah apa yang terjadi? Bicarakan padaku, Untuk apa memilih jalan pintas?"

    Ternyata Nyonya tua itu baru saja ditinggalkan suaminya. Anak dan menantu tidak berbakti, ditambah lagi menderita sakit hingga merasakan hidup ini tidak berarti lagi. Setelah dinasehati panjang lebar, niat untuk bunuh diri tadi perlahan-lahan hilang. Setelah ramai sejenak, para tetangga mengalihkan perhatian pada si pencuri tadi.

    "Terima kasih,Tuan ! Tanpa pertolongan anda, tragedi malam ini tentu akan terjadi", cetus mereka.
    "Kalian terlalu sungkan. Saya menolong nyonya ini adalah suatu reaksi spontan, sungguh tak pantas di puji",jawab si maling.
    "Tuan, apakah marga anda?"
    " Saya bermarga Tan."

    Setelah berbasa-basi sebentar,tiba2 salah seorang di antara mereka berkata : "Oh ya! Ada satu hal yang perlu kita ketahui". kemudian matanya melirik kepada si maling.

    "Tuan Tan, bagaimana engkau bisa sampai di sini dan menyelamatkan nyonya tua ini? Dari mana anda masuk?"
    Si maling menjadi pusat perhatian puluhan pasang mata. "Celaka! tak mungkin merahasiakannya lagi. Lebih baik berterus terang saja", pikirnya.

    "Saya masuk ke sini dengan memanjat tembok. Semula berniat mencuri,tak tahunya bertemu dengan seorang nyonya tua yang sedang putus asa. Niat mencuri hilang seketika begitu saya masuk ke dalam menyelamatkan si nyonya tua ini".

    Kendati para tetangga terbengong mendengarkannya, namun mengingat ia telah menyelamatkan nyawa orang, maka mereka menasehatinya lalu membiarkannya pergi.

    Terbukti bahwa seberapa jahatnya manusia,ia tetap memiliki hati nurani untuk menolong orang lain. Kita harus memberikan kesempatan.


    Sumber : Herianto Lim



    Kamis, 09 Desember 2010

    Kita Semua Layak Menjadi Pemenang

    Kita mungkin pernah merasa jenuh dengan perjalanan hidup kita.
    Berapa banyak kah kata-kata makian kita, memaki diri kita sendiri...
    Berapa banyak kah air mata kita, menangisi kita sendiri...
    Berapa kali kah kita memaki Tuhan disaat kita nelangsa,,,, dan sedih akibat kegagalan?
    Seolah-olah kita adalah manusia laknat dan terkena kutukan.

    Padahal kita semua adalah orang-orang yang terpilih dari suatu perjuangan hidup yang sangat berat dan hebat. Berapa banyakkah lawan yang sudah kita singkirkan dalam kompetisi tersebut? jutaan jumlahnya. Kompetisi tersebut adalah sewaktu kita masih berupa Zigot / sperma. Kita adalah salah satu dari ribuan zigot yang turut berjuang untuk masuk kedalam sel telur ibu kita. Banyak yang akhirnya tidak sanggup dan mati ditengah perjalanan menuju sel telur tersebut tetapi ada satu zigot yang luar biasa hebatnya dapat sampai ke sel telur yang menjadi impian dan tujuan jutaan zigot tersebut, zigot itu adalah kita pada saat ini.

    Dari pengalaman kita dahulu saja, sudah cukup bukti bahwa kita terlahir sebagai pemenang dan layak menjadi pemenang. Terkadang untuk mencapai tujuan kita akan mengalami banyak sekali godaan dan rintangan, tetapi kita sering berhenti akibat itu semua. Padahal kunci dari suatu kesuksesan adalah konsisten dan konsisten akan cita-cita tersebut. Persis sekali dengan perjuangan kita disaat kita masih menjadi zigot, maju terus dengan apapun kondisi lingkungan kita alhasil kita berhasil dalam kompetisi menentukan itu.

    Kita dilahirkan sebagai pemenang
    Berjuanglah

    5 Alasan Salah Bagi Orang Yang Tidak Menggunakan Helm

    Beberapa alasan orang tidak menggunakan helm disaat berkendara motor :
    kenapa tidak pakai helm
    1. Pengemudi sepeda motor tidak menggunakan helm dengan alasan takut rambutnya berantakan. Logika yang terbalik dan justru tidak masuk akal dan ini sering menjadi alasan sebagian orang untuk tidak menggunakan helm. Pertanyaannya, bukankah sebenarnya justru apabila kita tidak menggunakan helm justru rambut kita lebih berantakan? kan terkena angin secara langsung dan justru membuat rambut kita kotor karena debu yang berterbangan dijalanan. Kalau menggunakan helm justru rambut kita 'tidak kemana-mana', karena itu rambut ditutupi oleh helm kita dan rambut kita dijamin lebih bersih, terlebih kalau itu busa helm sering kita bersihkan.
    2. Pengemudi sepeda motor wanita yang berkerudung tidak menggunakan helm dengan alasan dia sudah menggunakan penutup kepala dan takut rusak lipatannya setelah menggunakan helm. Helm memang merupakan penutup kepala, tetapi helm juga punya fungsi yang lebih dari sekedar penutup kepala. Fungsi helm adalah pengaman kepala kita dari benturan benda keras seperti aspal, batu dan lain sebagainya, sedangkan kerudung? apakah kuat melindungi kepala dari benturan benda-benda itu?. Lalu mengapa takut dengan lipatannya rusak? buktinya banyak juga wanita berkerudung menggunakan helm, itu kerudung masih rapih walau itu helm sudah dibuka. Itu alasan? atau males menggunakan helm? sebaiknya gunakanlah helm dalam kondisi apapun sebab yang namanya kecelakaan tidak mengenal waktu, tempat dan usia.
    3. Pengendara motor yang boncengan hanya menggunkan helm satu, maksudnya sang boncengers tidak mengunakan helm dengan alasan yang penting pengemudinya menggunakan helm. Kenapa harus yang diutamakan sang pengemudi? memangnya yang layak selamat itu hanya sang pengemudi?. Keselamatan adalah hak semua orang bahkan sebaiknya setiap orang menyadari hal itu. Logikanya pada saat terjadi kecelakaan, bearti luka berat dibagian kepala itu justru sang boncengers donk? (kasian sekali nasib seorang boncengers). Nah apalagi ini sering juga dilakukan oleh pasangan (pacaran bahkan suami istri), yang katanya selalu berbicara tentang "sehidup semati" "sependerita sepenanggungan" "saling menjaga".  Bagaimana mau sehidup semati? kalau sang lelakinya menggunakan helm tetapi si wanita dibiarkan tanpa helm?, apanya yang menjaga? kalau sang lelakinya membiarkan bencana mengikuti si wanita. (gombal tuh lelakinya... hehehhe)
    4. Helm harganya mahal jadi tidak menggunakan helm. Logika yang sangat luar biasa anehnya, kita bisa dan sanggup membeli motor yang harganya jutaan dan bahkan puluhan juta tapi kok tidak sanggup membeli helm yang harganya ratusan ribu? terlepas itu motor dibeli secara kredit maupun nyincil / angsuran. Padahal motor yang kita beli langsung dari dealer pun sudah bonus helm, masa masih nyari celah untuk alasan tidak menggunakan helm? pasti anda berfikir yang menulis ini sok kaya, tetapi siapakah yang sebenarnya sok kaya? mari berlogika kembali. Pada saat kita berkendara tanpa menggunakan helm dan kita mengalami kecelakaan lalu kepala kita terbentur kerasnya jalanan, setelah itu kepala kita bocor / robek, berapakah biaya jahit didokter untuk sekali jahitan? berapakah obat yang musti kita beli untuk obat penahan rasa nyeri dan sebagainya? apabila kita terkena geger otak, bagaimanakah penderitaan kita? berapakah harga obatnya? anggap sudah sembuh, dan kecelakaan kembali, berapa jumlah biaya perawatan untuk kepala kita?. Mari kita hitung, biaya jahit perjahitannya Rp. 100.000,- Itu satu jaitan dan yang namanya robek tidak hanya satu jahitan, pasti lebih dari satu, kita hitung secara kasar, 3 jahitan bearti Rp. 300.000 setelah itu biaya dokter Rp 50.000,- obat sekitar Rp 100.000,- (ambil termurahnya saja) lalu biaya buka jaitan sekitar Rp 100.000,- bearti total biaya seluruhnya untuk insiden ini adalah Rp 550.000,- dengan uang sebesar itu kita sudah mendapatkan helm full face yang cukup bergengsi bahkan dapat membeli 2 helm half face. Mari kita lihat harga helm standar keselamatan (seperti contoh KYT, INK, dan sejenisnya) yang full face seharga berkisar Rp 300.000,- an. Nah bearti siapakah yang sok kaya? dan milih selamat atau celaka?
    5. Karena jaraknya deket kita tidak perlu menggunakan helm. Nah ini juga berfikir yang kurang tepat dan banyak sekali orang yang kecelakaan berakibat fatal hanya karena alasan sepele ini. Kecelakaan itu idak memandang Jarak tempuh, kecepatan berkendara, waktu, tempat, usia bahkan gender sekalipun. Kecelakaan dapat datang kapan saja, dimana saja dan siapapun dia. Itulah mengapa ada yang bilang, musibah selalu mengintai kita.
    Nah masihkah kita beralasan tidak menggunakan helm? tulisan ini semoga dapat mencerahkan kita betapa pentingnya helm untuk keselamatan kita, terlebih melindungi kepala kita ini. Ingat... kepala kita ini adalah kumpulan syaraf psiko bahkan motorik kita, otak merupakan software kita. Jadi, marilah kita berfikir jernih demi berkehidupan yang nyaman dan aman.


    Rabu, 08 Desember 2010

    Tips Kalau ditilang Polisi*

    1. Kalau ditilang dijalan sebenarnya ada dua pilihan, Form Biru atau Form Merah
    2. Form biru adalah kalau Anda terima kesalahan Anda (artinya Anda tidak perlu berdebat dengan hakim). Dengan form ini Anda membayar dendanya di BRI yang ditunjuk. Habis bayar denda resmi ke BRI, ambil SIM atau STNK yang disita ke kantor Ditlantas POLDA Metro di Pancoran. Disini ada ruang khusus loket Tilang, ruang tunggu nyaman ber-AC, dengan hiburan SateliteTV.
    3. Form merah artinya Anda tidak terima kesalahan, dan diberi kesempatan untuk bernegosiasi atau minta keringanan dengan hakim. Biasanya tanggal sidang adalah maksimum 14 hari dari tanggal kejadian, tergantung hari sidang Tilang di PN (Pengadilan Negeri) bersangkutan. Misal Anda ditilang di Kuningan, berarti sidang di PN Jaksel, jl ampera, disini sidang tilang setiap hari selasa. Lalu oleh polisi, SIM atau STNK akan diserahkan ke kantor Ditlantas Pancoran itu sampai dengan H-1 tanggal sidang. Jadi selama masih di Pancoran SIM/STNK itu bisa ditebus tanpa sidang ke PN, cukup ke loket yang Anda sebutkan tadi, dan serahkan form merah, bayar dendanya, SIM/STNK dapat kembai di tangan Anda.
    4. H-1 tgl sidang dan seterusnya, SIM/STNK sudah dikirim ke pengadilan sesuai daerah perkara, jadi harus ditebus di PN masing- masing
    5. Kalau ingin hadir di persidangan, datang sesuai tanggal sidang yang tertera di surat Tilang ke PN yang ditunjuk. Tapi ini tidak disarankan. Kenapa? Karena antriannya banyak. Kita tidak punya kesempatan bertemu hakim, karena sidangnya sebenarnya IN ABSENTIA, dan banyak CALO yang menawarkan bantuan. Lebih baik tidak
    6. Lebih baik biarkan saja tanggal sidang, ambil SIM/STNK terserah Anda di hari lain, hindari hari sidang tilang biar tidak ramai. Kemudian langsung menuju Loket khusus Tilang yang ada di masing-masing PN. Tunjukkan form merahnya, dalam 5 menit SIM/STNK sudah di tangan Anda dengan membayar denda resmi. Sebelumnya cermati berapa denda resminya, biar tidak dilebih-lebihkan dengan petugasnya. Misal, Anda tahu denda masuk jalur cepat (naik motor) Rp15000, petugas bilang Rp25600, diberi angka 600 seolah-olah itu perhitungan rumus, padahal akal-akalan saja biar ada yang masuk kantong petugas. Diberi uang Rp 15.000 petugas tidak akan protes.
    7. Intinya : jangan sekali-kali damai dengan polisi di jalanan, tilang saja, pilih prosedur sesuai tips di atas, tidak usah sidang kalau Anda tidak ingin kesal, biarkan calo-calo yang menawarkan bantuan, bayar denda sesuai tarif resmi.

    *Tulisan ini pernah saya tampilkan di http://www.rascal-bikerscommunity.co.cc/
    sumber : N-N 

    BERKENDARA MOTOR MENGGUNAKAN SANDAL? *

    Mungkin kita pernah melihat seorang pengendara motor yang menggunakan sandal, apalagi kalau situasinya sedang hujan (mungkin kita juga sering melakukannya). Kata orang sih, enakan pakai sandal, kaki tidak merasakan kepanasan lalu kalau hujan, sepatu tidak basah dan lain sebagainya untuk soal alasan. Bagaimana tidak kegerahan? soalnya kaki secara bebas 'menghirup' udara dan angin secara langsung.
    Padahal perilaku tersebut tidak patut kita contoh (apalagi menerapkannya), walaupun hal ini termasuk hal yang 'sepele', ternyata mengunakan sandal mempunyai resiko dan mengurangi tingkat keselamatan kita sebagai pengendara motor. Oleh karena itu Polisi Lalu Lintas menghimbau untuk tidak menggunakan sandal disaat kita menggendarai motor (rencananya peraturan bakunya akan segera dibuat), banyak memang tanggapan dari masyarakat sendiri mulai dari yang pro dengan yang kontra. Mayoritas masyarakat yang kontra akan himbauan ini beralasan karena 'ribet'.
    Apabila kita melihat dari sisi lain, menggunakan sandal saat kita mengendarai sepeda motor justru mempunyai dampak negatif saat kita mengalami insiden dijalan -kecelakaan-. Mari kita lihat negatifnya menggunakan sandal disaat berkendara :

    1. Pada saat kita berhenti, otomatis kaki kita turun kejalanan, sadarkah kita? yang menggunakan jalanan itu bukan hanya kita, tetapi juga orang lain. Bayangkan kalau seandainya saat kaki kita turun tiba-tiba ban kendaraan lain disamping kita melindas kaki kita? (yang menggunakan sepatu saja masih merasakan sakit, apalagi yang hanya menggunakan sandal?)
    2. Sewaktu musim hujan, kita rela menyelamatkan sepatu kita supaya tidak basah tanpa menyadari betapa beartinya kaki kita yang mulus itu dan tidak dijual dipasaran (bearti kaki kita lebih mahal dari pada sepatu kita kan?). Bayangkan disaat kita menggunakan sandal sebagai alas kaki kita disaat hujan, bagaimanakah kondisi jalanan yang terkena air? pastinya basah dan licin. Daya cengkram sendal pun nyaris tidak kuat dibandingkan sepatu (apalagi sendal jepit), disaat kita bermanuver dijalan lalu tiba-tiba mengalami rem mendadak yang secara reflek kaki kita terpaksa atau otomatis turun kejalan yang licin itu, apa yang terbayang? GUBRAK.... Jatuh akibat licinnya jalanan ditambah sendal kita tidak dapat menaklukan jalanan dan bobot motor serta tubuh kita. Fatal bukan?
    3. Disaat kita mengalami insiden jatuh dari motor (kecelakaan) otomatis kaki kita pun tidak luput dari dampak kecelakaan tersebut. Kaki kita yang indah itu akan mengalami cidera, mulai dari lecet hingga mata kaki kita pecah, yang pada awalnya kita berkendara karena ingin bersenang-senang akibat kelalaian itu, kaki kita menjadi 'korban'.

    Fatal bukan akibat menggunakan sandal disaat kita berkendara motor?
    Kaki merupakan salah satu anugrah dan pemberian dari Tuhan, maka lindungilah kaki kita yang indah dan mahal ini. Jangan kita menyepelekan hal kecil yang akhirnya membuahkan petaka.
    Walaupun menggunakan sepatu itu terkesan 'ribet' dan tidak efektif dalam masalah waktu, janganlah itu sebagai suatu alasan untuk mengurangi tingkat keselamatan kita sendiri. Marilah kita berperilaku aman dalam berkendara motor dan ingatlah, Mengendarai Motor Itu Bukanlah Permainan dan Berkendara Bukan Pula Permainan.
    Semoga tulisan sederhana ini dapat menggugah kita untuk tetap safety riding dalam kondisi apapun.

    "KEEP ON SAFETY RIDING FOR ENJOY YOUR LIFE"


    *Tulisan ini juga saya terbitkan di http://www.rascal-bikerscommunity.co.cc/2010/12/berkendara-motor-menggunakan-sandal.html

    Senin, 06 Desember 2010

    NAWAKSARA

    "Inilah, Saudara-saudara, yang hendak saya katakan kepadamu diwaktu saya pada pagi hari sekarang ini memberikan laporan kepadamu sekalian. Moga-moga Tuhan selalu memimpin saya, moga-moga Tuhan selalu memimpin Saudara-saudara sekalian" (Ir. Soekarno)

    Presiden Pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno
    ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    Saudara-saudaraku sekalian
    Assalamu'alaikum w.w

    I. RETRO - SPEKSI
       Dengan mengucap syukur alhamdulillah maka pagi ini saya berada di muka Sidang Umum M.P.R.S. yang ke-IV. Sesuai dengan Ketetapan M.P.R.S. No. 1/1960 yang memberikan kepada diri saya, Bung Karno, gelar Pemimpin Besar Revolusi dan kekuasaan penuh untuk melaksanakan Ketetapan-ketetapan tersebut, maka dalam Amanat saya hari ini saya ingin mengulangi lebih dahulu apa yang pernah saya kemukakan dalam Amant saya di muka Sidang Umum ke-II M.P.R.S. pada tanggal 15 Mei 1963, yang berjudul "Ambeg Parama-Arta" tentang hal ini.

    1. Pengertian Pemimpin Besar Revolusi
       Dalam pidato saya, "Ambeg Parama-Ara" itu, saya berkata, saya ulangi, saya berkata. "M.P.R.S. telah memberikan KEKUASAAN PENUH kepada saya itu, M.P.R.S. menamakan diri saya bukan saja Presiden, bukan saja Panglima Tertinggi Angkatan Perang, tetapi mengangkat saya juga menjadi "PEMIMPIN BEASR REVOLUSI INDONESIA". Demikian saya katakan. Saya menerima itu dengan sungguh terharu, karena M.P.R.S sebagai Perwakilan Rakyat yang tertinggi di dalam Republik Indonesia, menyatakan dengan tegas dan jelas bahwa saya adalah "Pemimpin Besar Revolusi Indonesia", yaitu: "PEMIMPIN BESAR REVOLUSI RAKYAT INDONESIA".
       Dalam pada itu, saya sadar, bahwa hal ini bagi saya membawa konsekwensi yang amat berat, oleh karena itu seperti saudara-saudara juga mengetahui, PIMPINAN membawa pertanggung-jawaban yang amat berat sekali!
       "Memimpin" adalah lebih berat daripada sekeddar 'Melaksanakan". "Memimpin" adalah lebih berat daripada sekedar "Menyuruh melaksanakan".
       Saya sadar, lebih dari pada yang sudah-sudah, setelah M.P.R.S. mengangkat saya menjadi "Pemimpin Besar Revolusi, bahwa kewajiban saya adalah amat berat sekali, tetapi Insya Allah S.W.T. saya terima pengangkatan sebagai "Pemimpin Besar Revolusi" itu dengan rasa tanggung jawab yang setinggi-tingginya.
       Saya, Insyaallah akan memberi pimpinan kepada Indonesia, kepada Rakyat Indonesia, kepada saudara-saudara sekalian. Secara maksimal dibidang pertanggung jawab dan kemampuan saya. Moga-moga Tuhan Yang Maha Esa, Yanh Maha Pemrah, Yang Maha Asih, selalu memberikan bantuan kepada saya secukup-cukupnya!
       Sebaliknya, kepada M.P.R.S. dan kepada Rakyat Indonesia sendiri, hal itupun membawa konsekwensi! Tempohari saya berkata, saya ulangi, tempohari saya berkata: "Jikalau benar dan jikalau demikianlah Keputusan M.P.R.S. yang saya diangkat menjadi Pemimpin Besar Revolusi M.P.R.S. untuk selalu mengikuti melaksanakan, menampilkan segala apa yang saya berikan dalam pimpinan itu!
       Pertanggungan-Jawab yang M.P.R.S. sebagai Lembaga Tertinggi Republik Indonesia letakan diatas pundak saya, adalah suatu pertanggungan-jawab yang berat sekali, tetapi dengan ridhoAllah S.W.T dan dengan bantuan seluruh Rakyat Indonesia, termasuk didalamnya juga Saudara-saudara para anggota M.P.R.S. sendiri, saya percaya, bahwa Insyaallah, apa yang digariskan oleh Pola Pembangaunan itu dalam 3 tahun akan terlaksana!
       Demikian Saudara-saudara sekalian beberapa kutipan dari pada Amanat saya "Ambeg Parama-Arta" . Dari Amanat "Ambeg Parama-Arta" tersebut, dapatlah saudara ketahui, bagaimana visi serta interpretasi saya tentang predikat Pemimpin Besar Revolusi yang saudara-saudara sendiriberikan kepada saa. Saya menginsyafi, bahwa predikat ini adaah sekedar gelar, tetapi saya pun -dan dengan saya semua kekuatan-kekuatan progresif revolusioner didalam masyarakat kita yang tak pernah absen dalam kancahnya Revolusi kita ini- sayapun yakin seyakin-yakinnya, bahwa tiap, sekali lagi tiap, sekali lagi tiap Revolusi mensyarat-mutlak-kan adanya Pemimpin Nasional kita yang multi-kompleks sekarang ini, dan yang berhari depan Sosialisme Panca-Sila.
       Revolusi demikian tidak mungkin tanpa adanya pimpinan. Saya ulangi, Revolusi yang demikian tidak mungkin tanpa adanya pimpinan. Dan pimpinan itu jelas tercermin dalam tri-kesatuannya RESO-PIM, yaitu Revolusi, Sosialisme, Piminan Nasional,

    2. Pengertian Mandataris M.P.R.S.
       Karena itulah, maka pimpinan yang berikan itu adalah pimpinan disegala bidang. Dan sesuai dengan pertanggungan-jawab terhadap M.P.R.S. pimpinan itu terutama menyangkut garis-garis besarnya. Inipun adalah sesuai dan sejalan dengan kemurnian bunyi aksara dan jiwa Undang-Undang Dasar '45, yang menugaskan kepada M.P.R.S. untuk menetapakan garis-garis besarnya saja dari halauan Negara.
       Adalah tidak sesuai dengan jiwa dan aksara kemurniaan Undang-Undang Dasar 1945, apabila M.P.R.S. jatuh terpelanting kembali kedalam alam demokrasi liberal, dengan beradu debat bertele-tele tentang garis-garis kecil, dimana masing-masing golongan beradu untuk memenangkan kepentingan golongan dan mengalahkan kepentingan nasional, kepentingan rakyat banyak, kepentingan Revolusi kita. Pimpianan itupun saya dasarkan kepada jiwa Panca-Sila yang telah kita pancarkan bersama dalam Manipol-Usdek sebagai garis-garis besar halauan Negara.
       Dan lebih-lebih mendalam lagi, maka saya telah mendasarkan pimpinan itu kepada Sabda Rasulullah S.A.W : "Kamu sekalian adalah Pemimpin, dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungan-jawabnya tentang kepemimpinannya itu dihari kemudian.

       Saudara-saudara sekalian,
       itulah jiwa daripada pimpinan saya, seperti yang telah saya nyatakan dalam Amanat "Ambeg Parama-Arta". Dan Sudara-saudara telah membenarkan amanat itu, terbukti dengan Ketetapan M.P.R.S. No. IV/1963, yang menjadikan Resopim dan "Ambeg Parama-Arta" masing-masing sebagai pedoman pelaksanaan garis-garis besar halauan Negara, dan sebagai landasan-kerja dalam Konsepsi Pembangunan, seperti terkandung dalam Ketetapan M.P.R.S No. I dan II tahun 1960.

    3. Pengertian Presiden Seumur Hidup
       Malahan dalam Sidang Umum M.P.R.S ke-II pada bulan Mei tahun 1963 itu. Saudara-saudara sekalian telah menetapkan saya menjadi Presiden seumur hidup. Dan pada waktu itupun saya telah menjawab jikalau nanti M.P.R, bukan sekedar M.P.R.S, jikalau nanti M.P.R, yaitu M.P.R. hasil pemilihan umum, masih meninjau kembali. Dan sekarang inipun, sekarang inipun saya masih tetap berpendapat demikian!

    II. LANDASAN KERJA MELANJUTKAN PEMBANGUNAN
       Kembali sekarang sebentar kepada Amanat "Ambeg Parama-Arta" tersebut tadi itu. Amanat itu kemudian disusul dengan amanat saya "Berdikari" pada pembukaan Sidang Umum M.P.R.S ke-III pada tanggal 11 April 1965, dimana dengan tegas saya tekankan tiga hal:

    1. Trisakti
       Pertama: bahwa Revolusi kita mengejar suatu ide besar, yakni melaksanakan Amanat Penderitaan Rakyat seluruhnya, Amanat Penderitaan Rakyat seluruh Rakyat sebulat-bulatnya.
       Kedua: bahwa Revolusi kita berjuang mengemban Amanat Penderitaan Rakyat itu dalam persatuan dan kesatuannya yang bulat menyeluruh dan hendaknya jangan sampai watak Agung Revolusi kita diselewengkan sehingga mengalami dekadensi yang hanya mementingan golongan sendiri saja, atau hanya sebagai daripada Ampera saja!
      Ketiga: bahawa kita dalam melaksanakan Amanat Penderitaan Rakyat itu tegap berpijak dengan kokoh-kuat pada landasan Trisakti, yaitu berdikari dalam ekonomi, sekali lagi berdikari dalam ekonomi!
       Saya dengan gembira sekali, bahwa Amanat-amanat saya itu dulu, baik "Ambeg Parama Arta" maupun "berdikari" telah Saudara-saudara tetapkan sebagai landasan kerja dan pedoman pelaksanaan Pembangunan Nasional Semesta Berencana untuk masa 3 tahun yang akan datang, yaitu sisa jangka-waktu tahapan pertama mulai tahun 1966 s/d 1968 dengan landasan "Berdiri diatas Kaki Sendiri" dalam ekonomi.
       Ini berarti Lembaga Tertinggi dalam negara kita ini, Lembaga Tertinggi daripada Revolusi kita ini, Lembaga Negara Tertinggi yang menurut kemurniaan jiwa dan aksaranya U.U.D. Proklamasi kita adalah penjelmaan kedaulatan rakyat membenarkan amanat-amanat saya itu. Dan tidak hanay membenarkan saja, melainkan juga menjadikannya sebagai landasan-kerja serta pedoman bagi kita semua, ya bagi Presiden/Mandaaris M.P.R.S/Perdana Mentri, ya bagi M.P.R.S sendiri, ya bagi D.P.A, ya bagi D.P.R, ya bagi Kabinet, ya bagi parpol-parpol dan ormas-ormas, ya bagi ABRI, dan bagi seluruh Rakyat kita dari Sabang sampai Marauke dalam mengemban Amanat Penderitaan Rakyat.
       Memang, di dalam situasi nasional dan internasional dewasa ini, maka Trisakti kita, yaitu berdaulat dan bebas dalam politik, berkepribadiaan dalam kebudayaan, berdikari dibidang ekonomi, adalah senjata yang paling ampuh ditangan seluruh rakyat kita, ditangan prajurit-prajurit Revolusi kita, untuk menjelaskan Revolusi Nasional kita yang maha dasyat sekarang ini.

    2. Rencana Ekonomi Perjuangan
       Saya tadi katakan, terutama prinsip Berdikari dibidang ekonomi! Sebab dalam keadaan perekonomian bagaimanapun sulitnya, saya ulangi, bagaimanapun sulitnya, saya minta jangan dilepaskan jiwa "self reliance" ini, jangan dilepaskan jiwa berdikari ini, jiwa percaya kepada kekuatan diri sendiri, jiwa self help atau yang dinamakan jiwa berdikari.
       Karenanya maka dalam melaksanakan Ketetapan-ketetapan M.P.R.S. No. V dan VI tahun 1965 yang lalu, saya telah meminta Bappenas dengan bantuan dan kerjasama dengan Muppenas, untuk penyusun garis-garis lebih lanjut daripada Pola Ekonomi Perjuangan seperti yang telah saya canangkan dalam Amanat Berdikari tahun yang lalu itu.
       Garis-garis Ekonomi Perjuangan  tersebut telah selesai, dan saya lampirkan bersama ini Ichtisar Tahunan tentang pelaksanaan Ketetapan M.P.R.S No. 11/MPRS/1960. Didalamnya saudara-saudaranya akan memperoleh gambaran tentang Strategi Umum Pembangunan 3 tahun: 1966-1968, yaitu Pra-syarat Pembangunan, dan pola Pembiayaan tahun 1966 s/d 1968 melalui Rencana Anggaran 3 tahun.

    3. Pengertian Berdikari
       Khusus mengenai Prinsip Berdikari ingin saya tekankan apa yang telah saya nyatakan dalam pidato Proklamasi 17 Agustus 1965, yaitu dalam pidato TAKARI, bahwa berdikari tidak bearti mengurangi, melainkan memperluas kerjasama internasional, terutama diantara semua negara yang baru merdeka.
      Yang ditolak, ditolak oleh Berdikari, adalah ketergantngan kepada imperialisme, bukan kerjasama, sama-derajat dan saling menguntungkan.
       Dan dalam Rencana Ekonomi Perjuangan yang saya sampaikan bersama ini, maka Saudara-saudara dapat membaca "Berdikari bukan saja tujuan, tetapi yang tidak kurang pentingnya harus merupakan prinsip dari pada cara kita mencapai tujuan itu, prinsip untuk melaksanakan pembangunan dengan tidak menyandarkan diri kita kepada bantuan negara atau bangsa lain.
       Ingat ucapan saya berulang-ulang : "The crown of independence is the ability to stand on own feet". adalah jelas, "bahwa tidak menyandarkan diri tidak bearti bahwa kita tidak mau kerjasama berdasarkan sama-derajat dan saling menguntungkan".
       Dalam rangka pengertian politik Berdikari demikian inilah, kita harus menanggulangi kesulitan-kesulitan dibidang Ekubang dewasa ini, baik yang hubungan dengan inflasi maupun yang hubungan dengan pembayaran hutang-hutang luar negeri kita.

    III. HUBUNGAN POLITIK DAN EKONOMI
       Masalah Ekubang tidak dapat dilepaskan dari masalah politik, malahan harus didasarkan atas Manifesto Politik, Manifesto Politik kita.
       Berulang-ulang sayapun telah berkata, Dekon, Dekon kita adalah Manipol dibidang ekonomi, dengan lain perkataan "political economy"-nya pembangunan kita. Dekon merupakan strategi umum, dan strategi umum dibidang pembangunan 3 tahun didepan kita, yaitu tahun 1966-1968, didasarkan atas pemeliharaan hubungan yang tepat antara keperluan untuk melaksanakan tugas politik dan tugas ekonomi.
       Demikianlah tugas politik-keamanan kita, politik-pertahanan kita, politik dalam negeri kita, politik luar-negeri kita dan sebagainya.

    IV. DETAIL KE D.P.R.
       Detail, detail daripada tugas-tugas ini kiranya tidak perlu diperbincangkan dalam Sidang Umum M.P.R.S., karena tugas M.P.R.S. ialah menyangkut garis-garis besar saja. Detailnya seyogyanya ditentukan oleh Pemerintah bersama-sama dengan, D.P.R. dalam rangka pemurnian pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945.

    V. TETAP DEMOKRASI TERPIMPIN
       Sekalipun demikian perlu saya peringatakan disini, bahwa Undang-Undang Dasar 1945 memungkinkan Mandataris M.P.R.S. bertindak lekas dan tepat dalam keadaan darurat demi keselamatan Negara, Rakyat dan Revolusi.
       Dan sejak Dekrit 5 Juli 1965 dulu itu, Revolusi kita terus meningkat, malahan terus bergerak cepat sekali, yang mau tidak mau mengharuskan semua Lembaga-lembaga Demokrasi kita untuk bergerak cepat pula tanpa menyelewengkan Demokrasi Terpimpin kearah Demokrasi Liberal.

    VI. HAL MELAKSANAKAN U.U.D. '45
       Dalam rangka merintis jalan kearah pemurniaan pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945 itulah, saya dengan surat saya tertanggal 4 Mei 1966 kepada Pimpinan D.P.R-G.R. memajukan:
    a. R.U.U. Penyusunan M.P.R, D.P.R dan D.P.R.D
    b. R.U.U. Pemilihan Umum.
       Saya ulangi, Saudara-saudara, saya yang memajukan R.U.U. Pemilihan Umum itu. Saya yang menghendaki lekas pemilihan umum.
    c. Penetapan Presiden No. 3 tahun 1959 jo. Penetapan Presiden No. 3 tahun 1966 untuk diubah menjadi Undang-undang, agar supaya D.P.A. dapat ditetapkan menurut pasal 16 ayat (1) Undang-undang Dasar 1945.

    VII. WEWENANG M.P.R. DAN D.P.R
       Tidak laian harapan saya adalah hendaknya M.P.R.S dalam rangka pemurniaan pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945 itu menyadari apa tugas dan fungsinya, juga dalam hubungan persamaan dan perbedaannya denganM.P.R. hasil pemilihan umum nanti.
       Wewenang M.P.R. selaku pelasanaan kedaulatan Rakyat adalah menetapkan Undang-undang Dasar dan garis-garis besar daripada halauan Negara (pasal 3 U.U.D), serta memilih Presiden dan Wakil Presiden (pasal 6 U.U.D. ayat 2).
       Undang-undang Dasar serta garis-garis besar halauan Negara telah kita tentukan, yaitu Undang-Undang Dasar 1945 dan Manipol/Usdek.
    VIII. KEDUDUKAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN
       Undang-Undang Dasar 1945 itu menyebut pemilihan jabatan Presiden dan Wakil Presiden, masa jabatannya serta isi sumpahnya dalam satu nafas, yang tegas bertujuan agar terjamin kesatuan-pandangan, kesatuan-pendapat, kesatuan-pikiran, kesatuan-tindak antara Presiden dan Wakil Presiden, yang membantu Presiden (pasal 4 ayat 2 U.U.D).
       Dalam pada itu, Presiden memegang dan menjalankan tugas, wewenang, dan kekuasaan Negara serta Pemerintahan. Saya ulangi, dalam pada itu Presiden memegang dan menjalankan tugas, wewenang dan kekuasaan Negara serta Pemerintahan (pasal 4, 5, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17 ayat 2).
       Jiwa kesatuan anatar kedua pejabat Negara ini, serta pembagian tugas dan wewenang seperti yang ditentukan dalam Undang-undang Dasar 1945 itu hendaknya kita sadari sepenuhnya.

    IX. PENUTUP
       Nah, Saudara-saudara, demikian pula hendaknya kita semua, diluar dan didalam M.P.R.S. menyadari sepenuhnya perbedaan dan persamaan antara M.P.R.S. sekarang, dengan M.P.R. hasil pemilihan umum yang akan datang, agar supaya benar-benar kemurnian Undang-Undang Dasar 1945 dapat kita rintis bersama, sambil membuka sejarah kelanjutan Revolusi Panca-Sila kita ini.


    Keberhasilan dirasakan sebagai amat manis dan indah, bagi mereka yang belum berhasil.

    (Mario Teguh)

    Followers