Jumat, 25 Februari 2011

LELAH


Malam yang semakin sunyi
Setelah tadi petang bertemu seorang yang mempunyai memoar dimasa lalu
Masa lalu yang sesungguhnya ingin dilupakan
Masa lalu yang terlalu pilu untuk dikenangkan
Pilu karena terlalu indah dan menyenangkan
Hingga kini masih terbesit ketidak percayaan yang seharusnya sudah ditiadakan
Tak ingin membenci
Tapi
Tak ingin pula tetap mengharapi
Yang sebenarnya diingini sesungguhnya membiasakan
Membiasakan diri akan mengingat rasa masa lalu yang tidak perlu diharapkan


Lelah….
Lelah…
Lelah…
Cukupkanlah
Hentikanlah
Sudahilah
Perasaan yang semakin memaya
Harapan yang tidak mungkin menyata


Tuhan…
Tumbuhkan ikhlas ini
Pertebal hati ini
Kuatkan fikiran ini
Hilangkan sejenak rasa manusiawi ini
Hingga waktunya tiba untuk dihadirkan kembali
Tapi jangan Kau matikan rasa untuk seterusnya,,,,
Karena aku pun ingin menjadi manusia biasa,,,,,

Jumat, 18 Februari 2011

BERKACA DARI JALANAN

   Bagi kita yang menyukai melakukan perjalanan menggunakan sepeda motor. Kita dapat merenungi sebuah pelajaran kehidupan disetiap jengkal perjalanan kita. Mulai dari start hingga sampai ditujuan. Saya mencoba mengajak kita untuk memasuki sebuah pelajaran hidup dari suatu perjalanan kita dijalanan.
  Sebelum kita melakukan suatu perjalanan, kita biasanya sudah mempunyai arah dan tujuan yang akan kita kunjungi lalu setelah itu semua perlengkapan berkendara juga sudah dipersiapkan -seperti helm, jaket, sarung tangan, sepatu, celana jeans, atau mungkin body protector- demi kelancaran kita saat melakukan perjalanan, tidak hanya mempersiapkan pakaian kita, tapi kelengkapan kendaraan juga sudah dirancang sedemikian rupa, sehingga kita dapat nyaman saat dalam perjalanan.  Setelah semua dirasa lengkap, kita berdoa demi kelancaran perjalanan. Dalam perjalanan menuju tujuan, kita akan menemukan kondisi jalan yang tidak 'seragam' tetapi beraneka ragam, ada yang mulus, berlobang -kecil hingga besar-, atau ada yang lurus setelah itu menikung tajam hingga turunan bahkan tanjakan tajam. Kondisi mobilitas jalanan pun beraneka ragam, ada yang sepi, lengang atau ramai. Apabila kita menemukan kondisi jalanan yang rusak atau mobilitas tinggi/padat maka yang kita lakukan akan menurukan gas motor. Apabila kita melakukan perjalanan menuju arah pegunungan, maka kita akan menemukan pemandangan yang sangat indah, hijau teh yang membentang luas didalam pandangan kita, karena terkadang kita lengah akan indahnya pemandangan, secara tidak disadari kita terjatuh. Tapi tenanglah, badan kita sudah dilindungi oleh pakaian kita, kepala kita terlindungi oleh kerasnya jalanan karena helm, siku-siku kita terlindungi oleh body protector, tangan kita terlindung juga oleh sarung tangan dan kaki kita terhindar dari lecet karena menggunakan sepatu, badan kita terbilang aman, itulah untungnya menggunakan pakaian yang lengkap. Tidak lama dari kecelakaan itu kita didatangi oleh beberapa orang untuk membantu dan menolong kita bahkan mengistirahatkan kita sejenak hingga kondisi kita memungknkan untuk melanjutkan perjalanan kembali. Setelah semua sudah terkendali maka kita melakukan perjalanan kembali hingga sampailah ditempat tujuan kita. Sakit, Emosi, Lelah dan lain sebagainya terbayar dengan senyuman karena kita berhasil mencapai tujuan kita. Tidak disangka kita sudah lama ditempat tujuan kita, maka bersegeralah untuk kembali pulang karena akan banyak lagi pekerjaan kita setelah itu.
   Seperti itulah hidup kita. Hidup musti mempunyai plan atau arah tujuannya -jangan terlalu mengalir- supaya kita benar-benar mendapatkan arti sebuah kehidupan dan mendapatkan kesuksesan yang indah. Bayangkan saja kalau sepanjang hidup kita, tidak mempunyai target kedepan kita, apalah gunanya hidup didunia? hambar dan tidak terarah. Apa bedanya kita dengan binatang? otak kitalah yang mempunyai peran untuk memetakan langkah kehidupan kita untuk masa depan.

   Setelah kita sudah mempunyai arah masa depan / cita-cita maka persiapkanlah ilmu-ilmu atau pengetahuan yang cukup untuk menunjang perjalanan kita untuk meraih cita-cita kita itu, ilmu dan pengetahuan itu dapat dicitrakan seperti peta, helm, body protector dll karena dengan ilmu dan pengetahuan yang cukup dan terus digali, maka semakin dekatlah kita dengan tujuan itu serta dapat menjadi tumpuan kita disaat kita mengalami hambatan (terjatuh).

   Perjalanan kita menuju cita-cita tersebut tidaklah selalu mulus atau menanjak, kita harus siap mengalami tikungan atau turunan yang tajam bahkan jalan yang berlubang dan berbatu. Disitulah ilmu mempunyai peran, ilmu yang membimbing kita untuk kapan mengerem atau berlari kencang dan ilmu pulalah yang melindungi kita untuk tidak terlalu lebur disaat kita terperosok. Berhati-hatilah disaat kita menemukan hal yang indah dan menawan sehingga kita melupakan akan cita-cita kita tersebut sebab terkadang karena saking kita terlena akan keindahannya kita tidak disadari dapat terjatuh dan terjerumus. Saat itulah gunanya teman yang datang tidak terduga-duga, merekalah yang nanti akan mengingatkan dan meninggikan bahkan membangkitkan kita kembali.
   Tidak disangka, setelah kita mengalami banyak hambatan dan terjatuh, akhirnya kita sampai ditujuan kita (cita-cita). Betapa bahagia dan senangnya kita disaat itu tapi ingatlah kawan, jangan terlampau terpesona akan cita-cita kita segeralah kita mencari plan berikut kita. Karena semakin kita diam ditempat, sesungguhnya kita adalah orang yang tertinggal oleh jaman.

Selasa, 08 Februari 2011

Belajar Dari Masa Kecil Kita

   Banyak dari kita sebagai orang dewasa yang selalu meremehkan anak kecil, padahal bisa jadi justru kita yang dewasa ini lebih lemah dibandingkan sewaktu kita masa kecil dulu. Banyak sekali pelajaran yang dapat kita ambil dari masa kecil dahulu, karena disadari atau tidak kita dapat menjadi seperti ini karena dahulu sewaktu kita masih kecil pernah menjadi manusia yang kuat dan terbaik. Inilah beberapa pelajaran yang dapat kita ambil dari diwaktu masa kecil dulu.
  


   OPTIMIS
Ingatkah kita sewaktu kita masih seusia 5 tahunan, sewaktu kita ditanya oleh orang tua, saudara-saudara, guru kita tentang cita-cita kepada kita? "nak, kalau sudah besar, kamu mau jadi apa?" lalu kita menjawab mulai dari dokter, tentara, polisi, guru atau yang lainnya. Ingatkah kita pada saat kita menjawab cita-cita kita sewaktu masih kecil? kita menjawab dengan seoptimis kita tanpa memikirkan hal-hal yang merendahkan kita. Anak kecil menjawab cita-cita itu hanya karena kesukaan mereka, dia melihat polisi atau tentara yang gagah, maka dia dengan senang hati menjawab polisi atau tentara. Coba pada saat kita sudah dewasa kini dan ditanya dengan pertanyaan yang sama, maka apa yang akan kita jawab? kita sering hanya mengeluarkan suara "hmmmmm" atau "apa ya?" bahkan ada yang menjawab "ya liat nanti aja deh". Itu perbedaan kita disaat dewasa dengan kita sewaktu masa kecil lalu. Disaat dewasa ini kita terlalu takut dibandingkan berani, olehkarena itulah kita disaat didewasa ini sering mengalami depresi atau kebingungan yang kita buat sendiri. Disini kita dapat belajar dari keoptimisan anak kecil didiri kita yang sudah dewasa ini.

   PANTANG MENYERAH
Hal inilah yang musti kita acungkan jempol untuk kita sewaktu masa kecil lalu. Sadarkah kita dapat berjalan bahkan berlari seperti sekarang ini karena kehebatan yang luar bisa disaat kita masih kecil. Dahulu kita yang masih kecil iri melihat orang dewasa dapat berdiri, berjalan bahkan berlari. Oleh karena itu kita mencoba untuk berdiri dan berjalan secara tertatih-tatih bahkan jatuh berpuluh-puluh kali, jatuh, jatuh dan terjatuh hingga kita menangis karena menahan rasa sakit akibat jatuh, tetapi kita yang dahulu masih kecil tetap nekat untuk mencoba berpuluh-puluh kali hingga kita dapat berhasil berdiri bahkan berjalan. Sewaktu kita beajar berdiri dan berjalan, sudah berapa banyakkah orang menertawakan kita akibat terjatuh dan menangis? tetapi kita lagi-lagi tidak peduli, dengan tekat yang membaja bahkan seakan-akan telinga kita tersumbat dari tertawaan orang lain. Sekarang lihatlah, setelah kita berhasil berdiri dan berjalan, kita tersenyum bangga lalu orang lain yang awalnya menertawakan kita, justru tepuk tangan untuk keberhasilan kita. bertepuk tangan karena mereka melihat kegigihan kita hingga dapat berdiri dan berjalan. Mengapa sekarang sewaktu kita sudah dewasa, kita sering takut jatuh akan kegagalan? Kita pernah Kuat dan Gigih, Mengapa sekarang kita tidak mau mengulangi hal serupa disaat kita masa kecil lalu?

   JUJUR
Yang satu ini tidak kalah penting, karena hal inilah yang menjadi salah satu penyebab mengapa banyak orang menyukai anak kecil, Kejujuran. Anak kecil cenderung mengatakan sesuatu sesuai dengan keadaan yang dia rasakan atau yang dia alami. Hal inilah sewaktu kita kecil banyak mencintai kita -dengan tulus- akibat kejujuran kita yang luar biasa diwaktu kecil. Bahkan akibat kejujuran kita, banyak orang lain justru menjaga sikap didepan kita. Dahulu kita disegani oleh orang lain akibat kejujuran kita, Mengapa sekarang kita sering bermunafik, mendustakan dan berbohong? hal negatif inilah yang sebenarnya akan menjatuhkan kita sendiri.

   Dahulu kita pernah sukses akibat mempunyai tiga prinsip seperti diatas. Mari kita kembali mengulang kesuksesan kita seperti suksesnya kita sewaktu masa kecil lalu. Tidak usah kita meniru kesuksesan orang lain, sebab kita adalah hasil kesuksesan dari kehebatan kita sendiri -sewaktu masih kita kecil-. Semoga tulisan ini dapat menjadi pemicu semangat kita untuk lebih optimis melanjutkan hidup yang sudah kita cita-citakan dan kita angankan. Mari kita gapai angan kita dengan tiga prinsip kita yang sudah ada secara alamiah dan pernah tertanam bahkan hadir diwaktu yang lalu.



Keberhasilan dirasakan sebagai amat manis dan indah, bagi mereka yang belum berhasil.

(Mario Teguh)

Followers