Rabu, 15 Juni 2011

KONGKOW DI ANGKRINGAN

Angkringan, bagi beberapa orang sudah bukan lagi nama yang asing. Arti kata angkringan dapat dikatakan "nangkring" (bahasa Jawa) atau bahasa gaulnya "nongkrong" jadi dapat dikatakan inilah tempat para yang dipergunakan untuk kongkow kongkow. Angkringan ini biasa dibuka atau digelar saat hari menjelang malam.

Biasanya di angkringan disediakan teman pendampingnya yang hangat-hangat, teman yang disediakan ini cukup bervariatif, ada sego kucing, mendoan, sate-satean dan beberapa wedang yang bernuansa hanggat seperti wedang jahe dan wedang ronde. Menu-menu tersebut dapat dikatakan menu wajib bagi disetiap angkringan.

Saya mencoba sedikit membahas menu yang terdengar unik. Sego kucing, secara harfiah "sego" dalam bahasa Jawa Tengah bearti "nasi", jadi sego kucing dapat kita artikan sebagai "nasi kucing".  Mungkin kita bertanya-tanya kenapa namanya nasi kucing? aneh didengar, tapi tidak seseram namanya, disebut nasi kucing disebabkan porsi yang sangat sedikit (kurang lebih sekepal tangan). Biasanya didalam nasi kucing juga disertai berbagai pilihan lauk (seperti tempe, bandeng atau teri), nasi kucing ini dibungkus dengan kertas nasi atau daun pisang. Makanan ini cukup untuk menemani kita di tengah dinginnya malam hari.

Kita dapat menemui angkringan dibeberapa di Jabodetabek, tentunya dengan harga yang sangat-sangat bersahabat. Salahsatu tempat yang saya rekomendasikan adalah di Jln. Raya RTM kelapa dua, Cimanggis-Depok. Sebenarnya saya sudah beberapa kali ke angkringan tersebut. Tempatnya cukup unik dan khas dibandingkan pada angkringan-angkringan pada umumnya, dibuat dari tenda-tenda dipinggir jalan dan sesajikan diatas grobak, Tetapi di RTM ini, angkringannya berada didalam seperti rumah dari full bambu yang mempunyai lantai dua.

Uniknya, yang dijual pada angkringan ini tidak hanya makanan khas Jawa Tengah, tetapi juga menyediakan minuman khas Jakarta (Betawi) yaitu Bir Pletok dan mereka pun menyediakan menu organik seperti nasi kucing organik. Harga yang ditawarkan pun cukup sangat bersahabat.

Mungkin sekian dulu laporan kuliner saya pada kesempatan ini, untuk foto TKP segera menyusul.
Thanks atas perhatiaannya.
Cintai Makanan Khas Indonesia Yang Kaya.

Senin, 13 Juni 2011

ROAD TO SETU BABAKAN

Sepertinya nama Setu Babakan bukan hal yang baru alias sudah tidak asing lagi dengan itu nama, jadi tulisan ini hanya untuk mengapresiasikan saja tentang situasi tempat tersebut.

Setu Babakan merupakan kampung adat Betawi. Dahulu sebelum Setu Babakan sebenarnya Jakarta pernah mempunyai satu kampung adat yang terletak di Condet Jakarta Timur, namun lambat laun Condet justru semakin tidak terlihat menjadi kampung adat, mungkin akibat dari banyaknya pendatang ketempat tersebut dan justru mempunyai dampak negatif terhadap pelestarian budaya Betawi di Condet. Supaya kelestarian budaya Betawi tetap terjaga maka pada tahun 2000, melalui Surat Keputusan (SK) Gubernur No. 9 tahun 2000, Srengseng Sawah dipilih menjadi Cagar Budaya Betawi.

Tempat yang mempunyai luas sekitar 289 Hektar ini terdapat berbagai macam tentang gambaran kehidupan Betawi, mulai dengan rumah-rumah yang bernuansa etnik Betawi hingga jajanan khas Betawi pun ada disana. Tidak hanya itu saja, di area ini terdapat suatu setu (danau) buatan yang cukup besar. Hal inilah yang membuat saya dan sahabat-sahabat saya ingin mengunjungi tempat ini.
Saya cukup mengapresiasikan tentang dibuatnya lokasi wisata budaya seperti ini. Seperti yang ada dalam gambaran ilusi dibenak otak saya saat mengetahui Setu Babakan merupakan cagar budaya etnis, ternyata benar-benar terbukti secara utuh. Saat saya memasuki gerbang utama Setu Babakan, gerbang tersebut sudah bercorak seperti rumah khas Betawi, gagah dan elegan saya menggambarkan bentuk gerbang tersebut.

Tidak jauh dari gerbang tersebut, saya melihat suatu rumah adat Betawi yang cukup besar dan ternyata kanan kirinya pun adalah rumah adat Betawi, tetapi perjalan saya menuju setu yang menjadi icon lokasi tersebut. Danaunya cukup besar dan dikanan kirinya terdapat jajanan yang biasa hingga makan khas Betawi. Namun yang cukup disayangkan, terkadang terdapat pengamen yang agak memaksa sehingga sedikit membuat saya tidak nyaman akan kondisi ini dan ditambah kondisi sekitar danau agak kotor sehingga mengurangi keindahan alam, mudah mudahan pengelola setempat dapat menyediakan tempat sampah.

Peta Lokasi Setu Babakan

Mungkin inilah deskripsi saya mengenai kondisi lokasi tersebut dan saya secara pribadi, tempat ini sangat layak menjadi referensi liburan edukatif yang cukup baik dan yang pasti cukup murah meriah. Selain kita dapat refressing, kita dapat menyaksikan bagaimana kehidupan masyarakat Betawi dari dekat. Semoga tulisan ini dapat berguna. Terimakasih.

Keberhasilan dirasakan sebagai amat manis dan indah, bagi mereka yang belum berhasil.

(Mario Teguh)

Followers