Sabtu, 30 Oktober 2010

YANG DIMINORKAN

Kemarin adalah yang kebeberapa kalinya saya mengikuti acara Club/Community motor, dan kali ini saya menghadiri salah satu undangan club motor yang cukup mempunyai nama serta berdomisili diwilayah Depok-Jawa Barat.
Saya selalu mencermati ditiap-tiap acara yang diadakan oleh para bikers yang bernaung di club/community motor, mencermati seluruh rangkaian kegiatan, suasananya dan sebagainya yang mereka lakukan. Terkadang saya pun menjadi berfikir dan sering merasa bangga. Saya pun mengikuti dunia bikers juga ingin mencari tahu, apa yang terjadi dibalik semua atribute, emblem dan motor-motor tunggangan mereka yang cukup gagah dan tidak seperti biasanya, walau memang saya pun cukup menyukai motor dan senang dengan jalan-jalan terlebih dengan motor.
Kebangga saya adalah dapat menemukan suatu dunia yang baru (bagi saya pada saat itu) dan cukup membuatku terheran-heran. Bagaimana tidak merasakan keheranan, didalam obrolan masyarakat umum memandang club/community motor dengan cukup sinis dan sentimen. Mereka selalu berpandangan bikers adalah manusia yang tidak tertib, seenaknya, brutal, anarkis, suka dengan permusuhan atau perkelahian (tawuran), kekerasan dan perusakan, manusia yang tidak moral. Tetapi diperistiwa yang terjadi pada hari kemarin, saya semua yang ada distikma masyarakat umum tidak semuanya benar.
Saya justru melihat betapa hangatnya suatu kekeluargaan, persahabatan, sikap solidaritas dan saling menghargai sesamanya. "Brotherhood" "Solidarity" dua kata yang sering mereka sematkan diatas motor dan dipakaian mereka, saya rasa mereka memang seperti itu. Kembali saya sedikit tersenyum aneh, ketika saya berada dijalan raya, saya sempat berfikir, mengapa yang justru tidak tertib adalah masyarakat umum sendiri, justru bikers yang sering dicap amburadul malah tertib berlalu lintas, contoh kecil adalah pada saat seorang bikers berada dijalan, hampir semuanya menggunakan helm, pada saat diperempatan jalan mereka selalu berada dibelakang garis putih pada waktu lampu merah, tetapi orang-orang yang mengecap negatif bikers justru banyak yang tidak mengindahkan helm selalu berhenti diluar garis stop, akhirnya saya bertanya "sebenarnya siapa yang tidak tertib?".
Masyarakat pun sering memberi cap bikers sebagai orang yang senang dengan perkelahian., tapi semua itu lagi menjadi terbalik, pada saat bikers berpapasan dijalan mereka selalu menyapa satu dengan yang lain (walau beda naungan atau club/commutitynya), para bikers pun sering melakukan kunjungan ketempat club lain (sowan) dan situasi ini cukup hangat. akhirnya saya pun kembali tersenyum, "dimana letak kekerasannya? dimana berkelahinya?"
Tetapi saya pun cukup dapat memahami mengapa stikma tersebut dapat ada dimasyarakat umum, mungkin karena terkesan "seram" diatributenya. Padahal yang bikers lakukan demi keamanan berkendara juga dan memang itulah hoby bikers. Satu kesimpulan yang dapat saya ambil adalah janganlah kita hanya melihat diri seseorang diluarnya, tapi cobalah mengenal lebih dekat.
Bikers juga merupakan bagian dari masyarakat, ini dibuktikan bikers sering mengadakan Bakti Sosial pula.
Bikers tidak selamanya mempunyai tabiat keras, kejam atau sebagainya, sebenarnya bikers juga mempunyai hati yang lembut dan cukup bahkan sangat friendly.
Memang dahulu bikers sering berkelahi tapi saat ini semua bikers bersaudara.
Dokumentasi : Baksos untuk Karawang

Dokumentasi : Baksos Ke Yayasan Yatim Piatu

Memang dahulu bikers sering melakukan tindakan melawan peraturan lalu lintas, tapi lihatlah atribute yang mereka kenakan, mulai dari helm, jaket, gloves (sarung tangan) hingga sepatu, spion, safety box dan lainnya serta lihatlah pada saat mereka bermanuver dijalan, selalu berhenti dibelakang garis stop disaat lampu merah dan sering dijadikan bahan contoh tertib dijalan, inilah yang dimaksud dengan "safety ride".
Bikers juga manusia seperti kebanyakan manusia adanya.
salam Brotherhood

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Keberhasilan dirasakan sebagai amat manis dan indah, bagi mereka yang belum berhasil.

(Mario Teguh)

Followers